Sejumlah pihak meramalkan ekonomi Amerika Serikat akan jatuh ke jurang resesi pada tahun depan. Namun, Menteri Keuangan AS Janet Yellen lebih optimistis bahwa resesi mungkin saja bisa dihindari.
Pembicaraan soal resesi di AS semakin menguat karena inflasi terus menanjak dan The Fed mengambil langkah agresif untuk mengendalikan kenaikan inflasi tersebut. The Fed mengumumkan kenaikan bunga acuan 75 bps pada pekan lalu, paling agresif sejak 1994. Gubernur The Fed Jerome Powell juga memberi sinyal masih akan menaikkan bunga dengan kecepatan yang sama pada pertemuan bulan depan.
Inflasi saat ini 8,6% juga merupakan rekor tertinggi selama lebih dari 40 tahun. Belum lagi perekonomian negeri Abang Sam juga masih dibayangi risiko berlanjutnya perang di Ukraina dan pandemi Covid-19.
"Wajar sekarang kita memperkirakan transisi perekonomian ke pertumbuhan yang stabil, tapi saya tidak berpikir bahwa resesi sama sekali tak terhindarkan," kata Yellen kepada ABC News dikutip dari CNBC Internasional, Senin (20/6).
Sekalipun inflasi saat ini disebut sudah sangat tinggi, tetapi ia tidak yakin penurunan belanja konsumen akan menjadi penyebab resesi. Pasalnya pasar tenaga kerja sudah pulih dan mencapai level terkuatnya usai Perang Dunia. Yellen juga memperkirakan bahwa inflasi akan melambat dalam beberapa bulan mendatang.
National Bureau of Economic Research (NBER) menyebutkan bahwa resesi terjadi ketika negara masuk dalam periode jatuhnya aktivitas ekonomi dan sudah berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, umumnya lebih dari tiga bulan.
Survei yang dilakukan Financial Times bersama Universitas Chicago terhadap 49 ekonom akademisi terkemuka menunjukkan hampir 70% dari mereka memperkirakan ekonomi AS akan jatuh ke jurang resesi pada tahun depan.
Adapun 38% dari ekonom tersebut memperkirakan resesi terjadi pada paruh pertama, sementara 30% memperkirakan resesi baru terjadi pada paruh kedua 2022. Sisanya, 30% meramal resesi baru terjadi pada tahun 2024 dan satu orang ekonom memperkirakan reseis bisa terjadi lebih cepat, yakni pada kuartal terakhir tahun ini.
Hal serupa juga diutarakan oleh ekonom Bank of America (BofA) Securities Ethan Harris yang menyebut ada peluang 40% AS akan jatuh ke jurang resesi pada tahun depan. Ekonomi AS juga diramal stagnan dengan pertumbuhan mendekati 0% pada paruh kedua tahun depan.
"Ketakutan terburuk kami terkait The Fed telah terkonfirmasi, mereka (perekonomian) jatuh jauh di bawah kurva," kata Ekonom Global BofA Ethan Harris dikutip dari Reuters.
Lembaga keuangan AS Wells Fargo & Co. memperkirakan resesi ringan akan mulai terjadi pada pertengahan tahun depan. Hal ini karena inflasi telah mengakar dan tindakan The Fed meredam kenaikan tersebut menekan konsumsi masyarakat.