Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis tiga poin ke level Rp 14.844 per dolar AS, di pasar spot pagi ini. Sentimen kenaikan bunga The Fed masih bertahan, sementara keputusan BI yang belum mengerek bunga diperkirakan menekan rupiah.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat ke level penutupan kemarin di Rp 14.841 per dollar AS pada pukul 09.20 WIB.
Mata uang Asia lainnya mayoritas bergerak menguat terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Taiwan menguat 0,16% bersama won Korsel dan dolar Singapura 0,12%, yen Jepang 0,1%, rupee India 0,08%, ringgit Malaysia 0,02% serta yuan Cina 0,01%. Sebaliknya, peso Filipina melemah 0,33% bersama baht Thailand 0,12%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis pasar uang Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah akan melemah tipis hari ini karena masih dipengaruhi sikap hawkish The Fed di saat bunga acuan BI belum berubah. Rupiah diperkirakan bergerak pada rentang Rp 14.800-Rp 14.860 per dolar AS.
Sentimen the Fed masih bertahan setelah Gubernur Jerome Powell, di hadapan anggota dewan AS, kembali menegaskan komitmennya untuk mengendalikan inflasi. Upaya untuk mengendalikan inflasi akan diikuti kebijakan pengetatan moneter yang agresif.
Seperti diketahui, The fed sudah mengerek bunga 150 bps selama tiga pertemuan terakhir. Pasar kini mengantisipasi The Fed akan kembali menaikkan bunga acuan pada kecepatan 50-75 bps bulan depan.
"Di satu sisi, Bank Indonesia masih belum menaikan tingkat suku bunga acuannya, sehingga gap suku bunga acuan AS dan BI bisa makin menyempit dan ini bisa memberikan tekanan ke rupiah," kata Ariston, Jumat (24/6).
BI kembali menahan suku bunga acuannya pada level terendah sepanjang sejarah, yaitu di 3,5%. BI baru akan mengerek bunga acuannya setelah ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental, dilihat dari inflasi inti.
Meski demikian, sentimen pasar terlihat positif terhadap aset berisiko pagi ini, dengan penguatan indeks saham Asia. Penguatan di pasar saham ini diharapkan bisa membantu penguatan rupiah di awal perdagangan hari ini.
Sedangkan kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri pada beberapa hari terakhir, dinilai belum akan memberikan banyak pengaruh terhadap rupiah. Pasalnya, aktivitas ekonomi masih berjalan normal.
Sementara, analis DCFX Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan melemah. Kurs garuda diramal bergerak di rentang Rp 14.775-Rp 14.925 per dolar AS.
"Sentimen masih didominasi oleh meningkatnya kekhawatiran resesi di AS pasca-testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell. Ini bisa menekan mata uang dan aset berisiko," ujarnya kepada Katadata.co.id.
Dari domestik, setelah BI mempertahankan suku bunga, pasar kini menanti data inflasi Juni yang diperkirakan kembali naik tetapi masih berada di bawah batas atas target bank sentral pada 4%.