BI Terus Siaga Intervensi di Tengah Tekanan Terhadap Rupiah

Abdul Azis Said
21 Juni 2022, 13:53
rupiah, the fed, bank indonesia
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).

Bank Indonesia (BI) memastikan akan tetap berada di pasar saat tekanan terhadap nilai tukar rupiah meningkat. Rupiah terus melemah sepanjang pekan lalu hingga awal pekan ini seiring menguatnya sentimen kenaikan bunga acuan The Fed.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan kemarin dengan ditutup di level Rp 14.836 per dolar AS. Namun, kurs garuda mulai terlihat berbalik menguat pagi ini. Hingga pukul 10.50 WIB, rupiah terapresiasi hingga menyentuh Rp 14.785 di pasar spot.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan tekanan terhadap rupiah kemarin meningkat karena supply valuta asing (valas) dari pasar sempat menurun jauh. Sehingga supply demand di pasar menjadi terganggu.

"BI masuk ke pasar melalui intervensi di pasar spot, dan alhamdulillah kemudian supply valas dari pasar lancar kembali, sehingga rupiah (kemarin) ditutup hanya melemah terbatas," kata Edi kepada Katadata.co.id, Selasa (21/6).

"Poinnya adalah kami BI memastikan berada di pasar apabila mekanisme pasar terganggu," kata dia.

Dalam keterangan sebelumnya, Edi mengatakan BI akan melakukan langkah antisipatif melalui intervensi tiga lapis atau triple intervention. Intervensi melalui pasar spot, pasar DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), dan pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN).

Ia mengatakan, pelemahan rupiah beberapa pekan terakhir terutama karena The Fed yang agresif menaikkan bunga acuan. Bunga The Fed yang bergerak naik mendorong pasar kini mulai khawatir soal kondisi perekonomian AS yang bisa saja masuk ke jurang resesi.

"Sehingga, pelaku pasar condong untuk mencari safe heaven currency yaitu dolar AS," kata Edi pada Jumat pekan lalu.

Namun, ia juga berharap pelemahan tersebut tidak berkepanjangan pasalnya kondisi domestik masih dalam kondisi baik. Pasar menurutnya masih melihat ekonomi Indonesia cendeurng positif yang didukung oleh sejumlah data ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi kuartal I yang capai 5% di atas ekspektasi pasar. Kondisi external balance, meliputi neraca dagang dan neraca transaksi berjalan juga masih bagus.

Setelah tertekan berhari-hari, penguatan rupiah mulai terlihat pagi ini. Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah memang akan menguat hari ini karena sentimen kenaikan bunga The Fed akan sedikit mereda sehingga mendorong pasar melakukan risk-on.

Ini terlihat dari indeks saham Asia yang menghijau pagi ini. Ia memperkirakan rupiah bisa menguat hingga Rp 14.775 per dolar AS. "Namun sentimen risk-on ini hanya sesaat dan tren penurunan masih akan berlanjut," kata dia kepada Katadata.co.id.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...