Kripto Mengancam Stabilitas Keuangan Global, G20 Bahas Pengaturannya

ANTARA FOTO/POOL/Fikri Yusuf
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) saat pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/7/2022, 10.59 WIB

Pertemuan hari kedua menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada hari ini, Sabtu (16/7), antara lain akan membahas pengawasan terhadap aset kripto. 

"Diskusi kita hari ini bertujuan untuk memastikan bahwa terlepas dari keadaan yang menantang yang kita hadapi, G20 tetap berkomitmen untuk memberikan tindakan nyata mendukung pertumbuhan dan pemulihan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat membuka pertemuan hari kedua tingkat menteri dan gubernur bank sentral G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7).

Perry menyebut, ada lima topik utama yang akan dibahas dalam pertemuan hari ini. Kelimanya, yakni exit strategy untuk stabilitas keuangan dan efek rambatan serta keuangan non-bank, risiko keuangan terkait iklim, aset kripto, inklusi dan digitalisasi keuangan, insiatif baru untuk kesenjangan data.

Terkait kripto, menurut Perry, negara-negara G20 dan undangan, termasuk organisasi internasional yang hadir dalam pertemuan hari ini akan menyampaikan pandangannya terkait risiko aset tersebut.

"Pandangan anda (delegasi G20) tentang masalah-masalah mendesak dari perkembangan pasar aset kripto baru-baru ini serta strategi untuk mempromosikan pendekatan regulasi dan pengawasan yang konsisten terhadap aktivitas aset kripto akan menjadi penting sebagai bagian dari menjaga stabilitas keuangan global," kata Perry.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.