Jelang Pengumuman The Fed, Rupiah Melemah Tembus Rp15.000/US$

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Nilai tukar dolar melemah tipis usai Bank Indonesia mengumumkan keputusan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Dimana nilai tukar rupiah naik 0,15 persen ke level Rp14.840 per dolar AS.
27/7/2022, 09.40 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis empat poin ke level Rp 14/997 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pasar menanti pertemuan pembuat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed),  malam ini yang diramal kembali menaikkan suku bunga 75 bps.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 15.012 pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.993 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini. Peso Filipina terkoreksi 0,49%, bersama won Korsel 0,46%, yen Jepang 0,09%, dolar Taiwan dan ringgit Malaysia 0,03%, yuan Cina dan rupee India 0,04%, serta baht Thailand 0,17%. Sebaliknya, dolar Singapura menguat 0,04% sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan pergerakan rupiah hari ini masih akan dibayangi sejumlah sentimen pelemahan. Pasar menanti hasil rapat pembuat kebijakan The Fed malam ini. Rupiah diramal bergerak di rentang Rp 14.960-Rp 15.020 per dolar AS.

"Kalau The Fed memberikan indikasi masih akan agresif menaikan suku bunga acuan pasca rapat Juli, Dolar AS bisa menguat lagi dan sebaliknya," kata Ariston dalam risetnya, Rabu (27/7).

Pasar sebelumnya mengantisipasi The Fed akan mengerek bunga 75 bps pada pertemuan malam nanti. Ini melanjutkan kenaikan suku bunga 75 bos pada pertemuan bulan lalu. Inflasi AS yang masih menanjak menjadi alasan bagi the Fed untuk menerapkan kebijakan pengetatan moneter yang agresif.

Meski demikian, kekhawatiran resesi ekonomi di AS kini memberi sentimen baru terhadap rupiah. Jika ekonomi terbesar dunia itu jatuh ke jurang resesi, maka The Fed bisa mengurangi agresivitasnya dalam menaikkan suku bunga. Ini bisa menjadi kabar baik bagi nilai tukar lain termasuk rupiah.

Selain terimbas sentimen rapat The Fed, Dana Moneter Internasional (IMF) juga merilis outlook terbarunya untuk ekonomi tahun ini. Pertumbuhan global diramal lebih rendah menjadi 3,2% tahun ini dan 2,9% pada tahun depan. Ramalan terbaru tersebut memvalidasi kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi ekonomi global.

Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 14.945 - Rp 15.015 per dolar AS. Pasar menanti pertemuan The Fed malam ini.

"Pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh kembali meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri. Kasus yang kembali meningkat bisa kembali menahan aktivitas bisnis," kata Reny dalam risetnya.

Tren  kasus baru Covid-19 nasional kembali meningkat. Kementerian Kesehatan melaporkan, kasus corona pada Selasa (26/7) bertambah 6.483 kasus, tertinggi sejak 5 April 2022. Dari jumlah tersebut, sumbangan kasus terbanyak berasal dari DKI Jakarta, mencapai 2.974 kasus atau mencapai 45,8% dari total kasus nasional.

Sebelumnya, Bank Indonesia menutup transaksi nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 14.984 per dolar Amerika Serikat (AS) saat perdagangan Selasa, 26 Juli 2022. Nilai tersebut menguat delapan poin atau 0,1% dari perdagangan hari sebelumnya.

Reporter: Abdul Azis Said