Sri Mulyani Targetkan Penarikan Utang 2022 Berkurang Rp 221 Triliun

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (8/8/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
11/8/2022, 20.19 WIB

Pemerintah menargetkan penerbitan utang baru pada 2022 menurun hingga Rp 221 triliun, dari semula Rp 1.416 triliun menjadi Rp 1.195 triliun. Hal itu dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) KiTA, Kamis (11/8) sore ini.

Seperti diketahui, defisit APBN 2022 yang ditekan lebih rendah dari target awal telah mendorong kebutuhan pembiayaan utang juga berkurang. 

"Situasi pembiayaan APBN kita masih terjaga baik dan ini menunjukan perbaikan luar biasa, ini indikator kesehatan APBN mulai kita perbaiki," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani

Penurunan tersebut seiring defisit APBN tahun ini yang ditargetkan turun ke 3,92% Produk Domestik Bruto (PDB), dari rencana dalam Perpres perubahan APBN 2022 nono 98/2022 sebesar 4,5% dari PDB. Sri Mulyani juga akan menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk mengurangi penarikan utang.

Secara neto, pembiayaan utang pemerintah tahun ini ditargetkan sebesar Rp 943,7 triliun. Sampai dengan Juli, realisasinya sebesar Rp 236,9 triliun atau baru seperempat target. 

Pembiayaan utang tersebut turun 49,5% dibandingkan tahun lalu yang sudah mencapai Rp 468,8 triliun. Penurunan ini terutama berkurangnya penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

"Kalau tahun lalu sampai 31 Juli kita menerbitkan pembiayaan utang SBN neto Rp 487,4 triliun, tahun ini hanya Rp 223,9 triliun, penurunannya 54,1%," kata Sri Mulyani.

Meski demikian, penarikan utang dalam bentuk pinjaman secara neto naik. Pada tahun lalu, realisasinya tercatat negatif Rp 18,7 triliun. Ini berarti pembayaran cicilan atau pokok pinjaman lebih besar dibandingkan penarikan pinjaman baru. Sementara, sepanjang tujuh bulan tahun ini, pinjaman neto tercatat positif Rp 13 triliun.

Sri Mulyani menyiapkan lima strategi pembiayaan utang tahun ini berdasarkan outlook defisit APBN 2022. Pertama, optimalisasi kerja sama pembelian SBN dengan BI melalui SKB III. Realisasi pembelian SBN oleh BI melalui kerja sama ini pada bulan lalu sebesar Rp 21,87 triliun.

Kedua, penyesuaian taret lelang SBN seiring defisit yang juga diperkirakan turun jauh dari target semula. Ketiga, penyesuaian target SBN valas dengan rencana dua kali penerbitan Global Bonds di paruh kedua tahun ini. 

Keempat, upsize penerbitan SBN ritel sebagai upaya berkelanjutan meningkatkan partisipasi investor domestik. Kelima, fleksibilitas pinjaman program.

Reporter: Abdul Azis Said