Modal Asing Masuk Rp 7,7 T Pekan Ini, Rupiah Perkasa di 14.600/US$
Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 14.668 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (12/8) sore ini. Kinerja positif tersebut turut terdongkrak oleh aksi investor asing yang ramai-ramai masuk ke dalam negeri. Terbukti, aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik tercatat sebesar Rp 7,74 triliun sepanjang pekan ini.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyebut, terdapat investor asing beli bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 4,29 triliun. Sementara itu, investor asing beli bersih di pasar saham sebesar Rp 3,44 triliun pekan ini.
"Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai 11 Agustus 2022, non residen jual neto Rp 126,1 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 58,2 triliun di pasar saham," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/8).
Persepsi risiko investasi Indonesia turun, tercermin dari dari premi credit default swap (CDS) lima tahun yang turun ke level 99,42 bps per 11 Agustus dari 113,25 bps per 5 Agustus 2022. Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke level 6,91% sementara yield US Treasury 1o tahun naik ke level 2,89%.
Derasnya modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS. Data Bloomberg, rupiah menguat 1,5% dalam sepekan ke level Rp 14.668 per dolar AS pada penutupan perdagangan pekan ini.
Penguatan rupiah signifikan terutama dalam dua hari terakhir usai rilis data inflasi AS yang menunjukkan penurunan. Inflasi harga konsumen AS turun dari level tertingginya 41 tahun ke level 8,5% dalam perhitungan tahunan atau year on year (YoY) pada Juli. Inflasi harga produsen juga mencatat deflasi secara bulanan dan penurunan pada inflasi produsen secara tahunan.
"Ini meningkatkan ekspektasi the Fed mungkin tidak akan terlalu agresif menaikan suku bunga acuannya pada September sehingga mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston dalam risetnya.
Meski demikian, komentar sejumlah pejabat The Fed beberapa hari terakhir telah meningkatkan ekspektasi bahwa meski inflasi turun bank sentral tidak mengurangi 'tenaganya' dalam mengerek suku bunga. Pasar kini menanti pertemuan The Fed bulan depan yang diperkirakan mengerek bunga 50 bps, tidak setinggi kenaikan 75 bps pada pertemuan Juni dan Juli.
Penguatan rupiah pekan ini juga tidak lepas dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II yang dirilis akhir pekan lalu. Pertumbuhan ekonomi 5,44% melanjutkan pertumbuhan 5,01% pada kuartal sebelumnya. Kinerja ini ditopang konsumsi yang makin kuat serta ekspor yang juga tetap tinggi berkat harga komoditas.