BPS: Ketegangan Cina dan Taiwan Potensi Ganggu Arus Perdagangan RI

REUTERS/Aly Song
Jajaran kontainer di Pelabuhan Air Dalam Yangshan, Shanghai, Cina, 19 Oktober 2020.
Penulis: Yuliawati
15/8/2022, 14.25 WIB

Indonesia perlu mewaspadai ketegangan geopolitik Cina dan Taiwan yang tengah terjadi karena dapat mempengaruhi arus perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kedua negara ini merupakan negara mitra perdagangan ekspor dan impor Indonesia yang memegang peranan penting.

"Perkembangan ini perlu kita waspadai karena Tiongkok dan Taiwan juga penting dalam perdagangan internasional Indonesia," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin (15/8).

Setianto menyampaikan Cina merupakan mitra dagang strategis Indonesia, dengan kontribusi terhadap ekspor maupun impor, di atas 20% dari total ekspor dan impor RI.

Di sisi lain, ekspor Indonesia ke Cina juga cenderung mengalami peningkatan seperti tercatat dalam pendataan BPS. "Tiongkok dan Taiwan adalah eksportir utama untuk komponen elektronik dunia," ujar Setianto.

Cina merupakan eksportir untuk komoditas sirkuit elektronik terpadu atau integrated circuits terbesar kedua di dunia dan eksportir komputer terbesar utama di dunia, termasuk office machine parts.

Sedangkan Taiwan, merupakan eksportir integrated circuits terbesar pertama di dunia dan eksportir office machine parts terbesar keempat di dunia. "Jadi, terkait dengan catatan geopolitik ini, Cina dan Taiwan menjadi sangat strategis bagi perdagangan internasional indonesia," ujar Setianto.

Hubungan antara Cina dan Taiwan sempat memanas usai Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei.

Kendati demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menilai dampak konflik Tiongkok dengan Taiwan terhadap perekonomian Indonesia sejauh ini cukup terbatas atau kecil, meski keadaan tersebut tetap harus diwaspadai.

"Sejauh ini memang belum terlihat ada dampak yang cukup signifikan, akan tetapi kita tetap harus waspada," ucap Febrio.

Ia menjelaskan ketegangan Cina dan Tiongkok yang kini sedang berlangsung merupakan permasalahan geopolitik, sehingga jika dilihat dari segi perekonomian konflik tersebut memiliki risiko yang bersifat eksogen.

Reporter: Abdul Azis Said, Antara