Sri Mulyani Butuh Rp 198 T agar Harga BBM Subsidi Tak Naik

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) mengatakan belum ada keputusan terkait harga BBM bersubsidi.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
23/8/2022, 16.35 WIB

Kementerian Keuangan menghitung butuh tambahan anggaran subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 198 triliun pada tahun ini jika pemerintah ingin menahan harga Pertalite dan Solar. Namun, pemerintah hingga kini belum menentukan kebijakan apa yang akan dipilih terkait nasib harga BBM bersubsidi. 

"Kalau tidak menaikan harga BBM dan tidak melakukan apa-apa, juga tidak ada pembatasan, maka Rp 502 triliun saja tidak cukup, butuh tambahan lagi," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Selasa (23/8).

Menurut Sri Mulyani, tambahan anggaran sebesar Rp 198 triliun baru menghitung kebutuhan tambahan kuota subsidi untuk BBM jenis pertalite, solar dan minyak tanah. Ini belum termasuk tambahan anggaran untuk subsidi LPG tabung 3 Kg dan listrik.

Bendahara negara itu mengakui, pemerintah kini hanya memiliki tiga pilihan. Pertama, menambah anggaran subsidi dan kompensasi mencapai Rp 700 triliun. Kedua, membatasi penyaluran BBM bersubsidi sehingga tidak semua masyarakat bisa mengakses. Ketiga, menaikan harga BBM bersubsidi.

"Tiga-tiganya enggak enak. APBN jelas akan sangat berat karena anggaran subsidi dana kompensasi itu sudah naik tiga kali lipat tahun ini menjadi Rp 502 triliun, tetapi ternyata masih kurang," kata Sri Mulyani.

Namun, ia mengatakan, belum ada keputusan apapun yang dipilih dari tiga opsi tersebut. Beberapa menteri masih terus melakukan perhitungan terkait berbagai pilihan tersebut, termasuk meminta Pertamina dan PLN untuk ikut melakukan perhitungan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said