Harga BBM Naik, Berapa Besar Pengaruhnya ke Harga Barang Lain?

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ilustrasi. Pemerintah menaikkan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax mulai 3 September.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
5/9/2022, 14.39 WIB

Kementerian Keuangan memperkirakan kenaikan harga BBM akan mengerek inflasi tahun ini menjadi 6,6%-6,8%. Angka ini naik dari perkiraan awal sebelum kenaikan harga BBM sebesar 4%-4,8%. 

"Kenaikan harga BBM ini, kami ukur dampaknya menimbulkan tambahan inflasi 1,9%.  Dengan kombinasi bahwa bahan pangan dipastikan selalu terjaga distribusinya, sehingga  inflasinya bisa dijaga di bawah 7% hingga akhir tahun," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu kepada wartawan di Kompleks DPR, Senin (5/9). 

Ia menyebut, kenaikan harga BBM tak hanya memberi dampak langsung atau first-round effect tetapi juga dampak lanjutan atau second-round effect. Dampak lanjutan kepada harga barang lainya, menurut dia, tak hanya terjadi karena harga BBM merupakan komponen biaya produksi yang mempengaruhi harga barang lainnya, tetapi juga adanya perubahan ekspektasi masyarakat.

"Paling tidak sekarang kan banyak barang yang dibeli masyarakat sehari-hari, itu yang harus kami jaga, terutama sembako," kata Febrio.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sebelumnya menyebut kenaikan harga BBM akan signifikan terlihat di dua bulan pertama sejak kebijakan ini berjalan, yakni pada September dan Oktober. Namun inflasi diperkirakan akan mulai memasuki periode normalisasi pada bulan Ketiga atau November.

Meski melonjak signifikan, Suahasil menyebut inflasi ini memberi sinyal ke dunia usaha untuk meningkatkan produksinya. "Dengan kenaikan harga ini akan memberi insentif kepada produsen untuk melihat bawah kita bisa melakukan produksi lebih kuat lagi," kata Suahasil dalam interview dengan CNBC Indonesia TV, Senin (5/9).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyebut kenaikan ketiga jenis BBM tersebut akan memicu kenaikan inflasi lebih lanjut. Ia menghitung, kenaikan harga Pertalite dan Pertamax secara total akan menyumbang inflasi sebesar 1,35%, sementara kenaikan harga Solar berkontribusi terhadap tambahan inflasi 0,17%. 

Dengan demikian, inflasi pada akhir tahun diprediksi berada di kisaran 6,27%, lebih tinggi dari proyeksi awalnya hanya 4,6%. Inflasi inti juga akan dikerek ke kisaran 4,35%.

"Hitungan ini sudah memperhitungkan first round impact atau dampak secara langsung, dan second round impact atau dampak lanjutan, seperti naiknya harga jasa transportasi, distribusi, serta harga barang dan jasa lainnya," kata Faisal dalam risetnya, Minggu (4/9).

Menurut dia, dampak second-round kemungkinan masih akan berlanjut pada tahun depan, terutama di paruh pertama. Hal ini disebabkan adanya kondisi sticky price atau harga beberapa barang dan jasa yang cenderung lambat terhadap penyesuaian harga. Ia memperkirakan inflasi tahun depan di rentang 3,5%-4%.

Reporter: Abdul Azis Said