Dampak Harga BBM, Kemenkeu Ramal Inflasi September Melonjak ke 1,4%

ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym.
Pedagang melayani pembeli di Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/9/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
12/9/2022, 12.22 WIB

Kenaikan harga BBM seperti Pertalite, Solar dan Pertamax pada awal bulan ini akan mengerek inflasi. Kementerian Keuangan memperkirakan inflasi September melonjak menjadi 1,38% secara bulanan dari perkiraan deflasi 0,12% jika tak ada kenaikan harga BBM.

"Kalau harga BBM naik, pasti harga barang lain akan ikut terpengaruh, maka itu inflasi akan naik," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam kuliah umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Senin (12/9).

Ia menyebut inflasi memang akan meningkat bulan ini tetapi akan berangsur turun pada bulan depan dan kembali ke pola normal bulanan pada November. Inflasi Oktober secara bulanan diperkirakan 0,45% dari perkiraan inflasi 0,07% jika tidak ada kenaikan harga BBM. Inflasi bulan November akan kembali turun menjadi 0,27% sebelum naik lagi pada akhir tahun sebesar 0,58% pada Desember.

Suahasil juga memperkirakan inflasi pada akhir tahun akan mencapai 6,3%-6,7%. Perkiraan ini lebih tinggi dibandingkan perhitungan inflasi jika tidak ada kenaikan harga BBM sebesar 3,5%-4,5% pada akhir tahun. Ini juga akan jauh dari realisasi inflasi tahun lalu yang hanya 1,9% dan jauh di atas target bank sentral di 2%-4%.

Suahasil dalam paparannya menyebut meski melonjak tetapi inflasi ini masih relatif moderat dibandingkan negara peers. Di sisi lain, pihaknya juga memastikan akan terus memastikan upaya mitigasi agar inflasi tetap terjangkar dan dampak rambatannya sangat minimal, terutama harga pangan.

Pemerintah resmi menaikkan tiga jenis harga BBM, Pertalite, Pertamax dan Solar mulai 3 September. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter, Solar naik dari dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax naik jadi Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500. 

Berdasarkan pemantauan harga Bank Indonesia, inflasi sampai dengan pekan kedua September diperkirakan inflasi 0,77% secara bulanan. Komoditas utama penyumbang kenaikan harga minyak terutama bensin yang diperkirakan inflasinya naik 0,66%.

Meski inflasi naik, tapi Kemenkeu memperkirakan daya beli masyarakat terutama kelompok 40% termiskin akan tetap terjaga. Pemerintah menyediakan tambahan bantuan sosial Rp 24,17 triliun yang diharap bisa mengkompensasi tambahan beban yang dirasakan masyarakat miskin.

Berikut grafik Databoks inflasi bulanan Januari-September 2022: 

Reporter: Abdul Azis Said