Kondisi ekonomi global dihadapkan pada lebih banyak ancaman yang mendorong meningkatnya risiko resesi ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pembukaan pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, kembali mengingatkan terkait peran penting forum G20 sebagai 'mercusuar harapan' bagi perekonomian dunia.
Sri Mulyani bersama menteri keuangan serta gubernur bank sentral G20 lainnya bertemu untuk keempat kalinya tahun ini di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (13/10). Ini merupakan pertemuan terakhir di bawah presiden G20 Indonesia menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bulan depan.
Dalam pidato pembukaannya, Sri Mulyani menyinggung soal kondisi ekonomi dunia yang kini sedang dalam bahaya. Sejumlah tantangan kini terakumulasi, mulai dari inflasi tinggi, perlambatan ekonomi, ancaman krisis pangan dan energi, perubahan iklim hingga fragmentasi geopolitik. Situasi ekonomi global bahkan disebut masih akan sulit hingga tahun depan dengan adanya ancaman resesi yang meningkat.
Di depan para delegasi negara-negara anggota G20, Sri Mulyani kembali mengingatkan bahwa aksi kolektif dari forum G20 diperlukan untuk melindungi masyarakat, khususnya mereka yang berada dalam bahaya. Tujuan lainnya yakni membawa perekonomian ke situasi yang lebih kuat dan berkelanjutan serta pertumbuhan inklusif.
"Anda semua tahu dari pertemuan kami sebelumnya bahwa saya benar-benar percaya bahwa G20 adalah mercusuar harapan, yang dapat membantu dunia menavigasi gelombang krisis yang kita hadapi," kata Sri Mulyani, Kamis (13/10).
Optimismenya itu didasarkan dari sejarah panjang andil forum G20 dalam merespons berbagai krisis yang pernah terjadi di dunia. G20 disebut ikut serta membawa dunia pulih dari krisis keuangan global lebih dari satu dekade lalu, termasuk tantangan terbaru saat ekonomi dunia dilanda pandemi Covid-19.
Ia menilai peran G20 dinilai sangat sentral karena keanggotaan G20 mencakup sekitar 85% dari perekonomian dunia. Selain itu, forum juga merepresentasikan kondisi ekonomi yang beragama serta mempengaruhi ekonomi global secara sistemik.
"Tantangan ekonomi global yang kompleks tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri," kata Sri Mulyani.
Meski demikian, Sri Mulyani tidak menampik bahwa latar belakang anggota G20 yang beragam telah menimbulkan tantangan tersendiri. Ia mengakui akan selalu ada perbedaan pandangan diantara negara-negara anggota terkait isu-isu tertentu yang dibahas. Situasi tersebut menurutnya bisa berbalik menjadi sebuah keuntungan karena memungkinkan tercapai solusi yang lebih inklusif.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mengingatkan kepada negara-negara anggota bahwa seluruh dunia kini memperhatikan dengan cermat pertemuan hari ini. Banyak negara menggantungkan harapannya dari pertemuan G20. Pertemuan hari ini juga dinilai menjadi perhatian penting untuk memastikan G20 tetap bisa mempertahankan reputasinya sebagai forum utama untuk kerja sama internasional.
"Indonesia benar-benar berterimakasih atas dukungan semua. Indonesia sebagai presiden G20 telah mempu menavigasi forum untuk mempertahankan seluruh anggotanya, serta solidaritas dalam memecahkan masalah paling kritis yang dihadapi ekonomi dunia," kata Sri Mulyani.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.