Sri Mulyani & Bos BI Bawa Kabar Positif Ekonomi RI Meski Dunia Suram

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Ilustrasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut prospek ekonomi Indonesia pada tahun ini dan tahun depan masih sangat cerah.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
19/10/2022, 14.02 WIB

Dua bos otoritas fiskal dan moneter Indonesia membawa kabar positif terkait prospek perekonomian dunia di tengah ancaman resesi global. Bank Indonesia bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5% pada tahun depan, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global, Cina, dan banyak negara berkembang lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengutip berbagai survei lembaga internasional yang menunjukan prospek ekonomi Indonesia tahun ini dan tahun depan masih cukup cerah. Empat lembaga internasional, IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan survei Bloomberg memperkirakan Indonesia akan tumbuh antara 5,1%-5,4% tahun ini. Outlook tahun depan antara 5,1%-5,2%.

"Agregat demand, konsumsi rumah tangga yang menyumbang 57%-58% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kita, itu masih ditopang oleh kepercayaan diri dari konsumen dan mobilitas masyarakat yang tinggi," kata Sri Mulyani dalam webinar Pusat Penelitian dan Badan Keahlian DPR, Rabu (19/10).

Bukan hanya konsumsi yang kuat, ekspansi dari sisi produksi juga berlanjut. Indeks PMI Manufaktur terus meningkat dan mencapai level tertingginya dalam delapan bulan pada September. Konsumsi listrik baik oleh bisnis maupun industri tinggi. Kapasitas produksi untuk manufaktur dan pertamabannagn juga terus meningkat dan mendekati level sebelum pandemi.

Meski demikian, ia juga mengakui Indonesia harus tetap waspada jika banyak negara jatuh ke jurang resesi. Ini berarti dampaknya ke Indonesia adalah tekanan dari sisi ekspor. Padahal komponen ini telah menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia beberapa kuartal terakhir seiring kenaikan harga komoditas.

"Ekspor kita kemungkinan akan terpengaruh apabila dunia mengalami resesi, oleh karena ini domestik harus dijaga apakah konsumsi atau investasi," kata Sri Mulyani.

Bank Indonesia juga bawa angin segar soal prospek ekonomi Indonesia ke depan. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 4,6%-5,3%, dengan kemungkinan bisa mencapai 5%. Prospek yang masih cerah tersebut di tengah ancaman resesi di banyak negara telah meningkat.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut prospek Indonesia tahun depan bahkan di atas rata-rata pertumbuhan global yang diperkirakan di 2,6% maupun dibandingkan perekonomian terbesar kedua, Cina di 4,5%. Prospek Indonesia disebut bahkan lebih baik dibandingkan banyak negara berkembang lainnya.

"Sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri adalah konsumsi yang harus terus didorong, tapi tentu juga kita haur sendrng ekspor, hilirisasi dan bagaimana juga kita terus memperkuat UMKM dan ekonomi kerakyatan." kata Perry dalam acara yang sama dengan Sri Mulyani.

Meski demikian, perekonomian Indonesia tahun depan memang akan melambat. Perry memperkirakan pertumbuhan tahun ini bisa mencapai 5,2% ditopang ekspor yang menoncer serta konsumsi yang kuat karena ekonomis sudah pulih. 

"Tapi kita patut bersyukur, di tengah gejolak ekonomi global, kerja ekonomi Indensia itu mencatat cukup baik dan diakui oleh dunia internasional, pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut bahkan tahun depan akan lebih tinggi dari pertumbuhan global," kata Perry.

Reporter: Abdul Azis Said