Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia akan kembali menaikkan suku bunga acuan hingga mencapai 50 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (20/10). Kenaikan suku bunga perlu dilakukan untuk merespons kenaikan bunga The Fed yang diperkirakan masih akan agresif.
Bank Indonesia sudah mengumumkan kenaikan bunga pertama kali 25 bps pada Agustus, dilanjutkan kenaikan 50 bps pada bulan lalu. Kenaikan ini merespons tekanan inflasi yang diperkirakan meningkat, jauh di atas target bank sentral 2%-4% pada akhir tahun ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga tersebut diperlukan membawa inflasi kembali ke bawah 4% pada kuartal ketiga tahun depan. Inflasi telah melonjak mendekati 6% pada bulan lalu sebagai imbas kenaikan harga BBM.
"Koordinasi fiskal dan moneter membuat harga-harga atau inflasi kita naiknya relatif lebih rendah dibandingkan negara lain, oleh karena itu respon suku bunga kami juga tidak agresif The Fed," kata Perry dalam acara webinar Pusat Penelitian dan Badan Keahlian DPR, Rabu (19/10).
Setelah kenaikan 50 bps bulan lalu, mayoritas ekonom melihat BI kemungkinan kembali menaikkan bunga dengan besaran yang sama hari ini. Para ekonomi beralasan inflasi masih akan tinggi ke depan dan tekanan kepada rupiah kemungkinan masih akan berlanjut seiring penguatan dolar AS. Kurs garuda bahkan sudah menembus Rp 15.500 per dolar AS pagi ini.
Berikut penjelasan sejumlah ekonomi terkait ramalan suku bunga BI:
- David Sumual - Bank Central Asia (BCA)
Ia memperkirakan suku bunga naik 50 bps. Menurut David, BI akan mempertimbangkan sikap The Fed yang kemungkinan besar masih agresif dengan mengerek bunga 75 bps pada pertemuan awal bulan depan. Agresivitas The Fed ini bisa menyeret rupiah jatuh lebih dalam, sehingga langkah kenaikan bunga diharap bisa menyelamatkan rupiah. Selain itu, David melhat kenaikan bunga perlu untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang masih akan tinggi sampai awal tahun depan.
David melihat suku bunga BI masih akan naik di dua pertemuan terakhirnya tahun ini, November dan Desember. Perkirananya, suku bunga akan berada di level 5%-5,5% pada akhir tahun.
- Josua Pardede - Bank Permata
Ia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga 50 bps untuk menjangkar ekspektasi inflasi, khususnya yang berasal dari efek putaran kedua dari kenaikan harga BBM. Kenaikan bunga hari ini juga perlu sebagai langkah preemptive mengantisipasi kenaikan bunga The Fed yang agresif bulan depan. Kenaikan bunga tersebut diharapkan dapat menjaga daya tarik investasi dalam aset keuangan Indonesia sehingga ikut menjaga nilai tukar.
- Faisal Rachman - Bank Mandiri
Suku bunga diramal kembali naik 50 bps. Kenaikan ini mempertimbangkan depresiasi nilai tukar rupiah serta antisipasi dampak putaran kedua kenaikan inflasi akibat penyesuaian harga BBM. Faisal juga melihat suku bunga masih akan naik di sisa pertemuan BI akhir tahun ini, suku bunga diperkirakan di level 5% pada penghujung tahun.
- Satria Sambijantoro - Bahana Sekuritas
Ia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga 50 bps hari ini. Satria bahkan melihat ada peluang BI lebih agresif dengan menaikkan bunga 75 bps. Menurut dia, situasi pada Oktober lebih bergejolak dibandingkan dua bulan sebelumnya, sehingga ada alasan bagi BI menaikkan bunga agresif. Gubernur Perry juga sempat menyebut perlunya 'frontloaded'. Oleh karena itu, ia menilai ada peluang kenaikan 75 bps jika BI ingin memperkuat kepercayaan diri pasar.
Damhuri Nasution - BNI SekuritasIa memperkirakan bunga hanya perlu naik 25 bps pekan ini. BI dinilai tidak perlu terlalu agresif mengerek bunga karena tekanan inflasi didominasi dari faktor kenaikan harga atau cost push, terutama karena kenaikan harga BBM. Namun kenaikan haru ini sebagai pertimbangkan bank sentral terkait depresiasi rupiah karena pengetatan moneter di AS.
Ia juga menilai BI masih akan menaikkan bunga acuannya pada dua bulan selanjutnya hingga le level 5% pada akhir tahun. Menurut dia, BI akan mempertimbangkan depresiasi rupiah yang kemungkinan berlanjut.s
- Teuku Riefky - LPEM FEB Universitas Indonesia
Ia memperkirakan kenaikan bunga BI 50 bps pada hari ini. Menurut dia, BI perlu melakukan langkah preventif dalam mengantisipasi potensi aliran modal keluar akibat kenaikan suku bunga The Fed bulan depan. Pelebaran perbedaan suku bunga yang dihasilkan diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik.