Siap-siap Suku Bunga BI Akan Naik Lagi, Berikut Ramalan 6 Ekonom

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Bank Indonesia akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan usai menggelar RDG hari ini, Kamis (20/10).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
20/10/2022, 10.56 WIB

Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia akan kembali menaikkan suku bunga acuan hingga mencapai 50 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (20/10). Kenaikan suku bunga perlu dilakukan untuk merespons kenaikan bunga The Fed yang diperkirakan masih akan agresif. 

Bank Indonesia sudah mengumumkan kenaikan bunga pertama kali 25 bps pada Agustus, dilanjutkan kenaikan 50 bps pada bulan lalu. Kenaikan ini merespons tekanan inflasi yang diperkirakan meningkat, jauh di atas target bank sentral 2%-4% pada akhir tahun ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga tersebut diperlukan membawa inflasi kembali ke bawah 4% pada kuartal ketiga tahun depan. Inflasi telah melonjak mendekati 6% pada  bulan lalu sebagai imbas kenaikan harga BBM.

"Koordinasi fiskal dan moneter membuat harga-harga atau inflasi kita naiknya relatif lebih rendah dibandingkan negara lain, oleh karena itu respon suku bunga kami juga tidak agresif The Fed," kata Perry dalam acara webinar Pusat Penelitian dan Badan Keahlian DPR, Rabu (19/10).

Setelah kenaikan 50 bps bulan lalu, mayoritas ekonom melihat BI kemungkinan kembali menaikkan bunga dengan besaran yang sama hari ini. Para ekonomi beralasan inflasi masih akan tinggi ke depan dan tekanan kepada rupiah kemungkinan masih akan berlanjut seiring penguatan dolar AS. Kurs garuda bahkan sudah menembus Rp 15.500 per dolar AS pagi ini. 

Berikut penjelasan sejumlah ekonomi terkait ramalan suku bunga BI:

  1. David Sumual - Bank Central Asia (BCA)

    Ia memperkirakan suku bunga naik 50 bps. Menurut David, BI akan mempertimbangkan sikap The Fed yang kemungkinan besar masih agresif dengan mengerek bunga 75 bps pada pertemuan awal bulan depan. Agresivitas The Fed ini bisa menyeret rupiah jatuh lebih dalam, sehingga langkah kenaikan bunga diharap bisa menyelamatkan rupiah. Selain itu, David melhat kenaikan bunga perlu untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang masih akan tinggi sampai awal tahun depan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said