Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III pada tahun ini mencapai 5,72% secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi Juli-September ini lebih tinggi dibandingkan Apri-Juni yang mencapai 5,44%.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku mencapai 5.091 triliun, sedangkan PDB atas harga konstan mencapai Rp 2.976 triliun.
"Jika dibandingkan kuartal kedua tahun ini atau quartal to quartal, ekonomi Indonesia tumbuh 1,81%, sedangkan dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu atau year on year tumbuh 5,72%," ujar Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/11).
Adapun sepanjang tahun ini atau secara year to date, menurut Margo, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4%.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi berhasil mencatatkan tren pertumbuhan tahunan selama empat kuartal di atas 5% sejak kuartal keempat 2021. Ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat.
"Sektor penopang utama ekonomi Indonesia berasal dari industri, pertambangan. pertanian, dan perdagangan. Ini empat sektor utama penopang ekonomi Indonesia," katanya.
Menurut Margo. semua sektor mencatatkan pertumbuhan kecuali di sektor jasa kesehatan yang terkontraksi 1,74%. Berdasarkan catatan BPS, kontraksi pada sektor kesehatan terjadi karena pencairan insentif kesehatan pada kuartal ketiga tahun ini lebih rendah dibandingkan kuartal III 2021.
"Juga karena adanya penurunan insentif tenaga kesehatan, baik secara tahunan, kumulatif, maupun kuartalan. Ini menyebabkan kontraksi pada industri jasa kesehatan kuartal III," kata dia.
Menurut Margo, transportasi dan pergudangan menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 25,81%. Sektor akomodasi dan makanan minuman mencatatkan pertumbuhan tertinggi kedua, yakni 17,83% seiring peningkatan moblitas masyarakat.
Merujuk data dari sejumlah lembaga, para ekonom juga sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga akan di atas realisasi kuartal kedua di angka 5,44% secara tahunan. Pertumbuhan ini tidak lepas dari basis pertumbuhan kuartal ketiga tahun lalu yang lebih rendah akibat lonjakan Covid-19 varian Delta.