Luhut Minta Pengusaha di B20 Tak Lihat Indonesia Seperti 10 Tahun Lalu

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Agung Rajasa/nym.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan paparan saat Summit Opening Panel dalam rangkaian B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (13/11/2022).
13/11/2022, 14.51 WIB

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 5,72% secara tahunan.

Kemudian Indonesia juga akan menurunkan emisi karbon dengan memprioritaskan terciptanya industri hijau.

Fokus ekspor juga akan berubah dari bahan mentah nikel, menjadi besi dan baja. Kemudian di masa mendatang Indonesia akan menyasar ekspor baterai lithium dan kendaraan listrik.

Untuk mewujudkan proyeksi tersebut, Luhut memaparkan potensi kekayaan Indonesia yang meliputi ekspor campuran produk padatan hidroksida dari nikel dan kobalt atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), materi untuk membuat baterai, yang meningkat tahun ini. Mencapai US$ 1,4 miliar, dari US$ 300 juta di 2021.

DISKUSI PANEL PERTAMA B20 SUMMIT INDONESIA (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.)

Kemudian, Indonesia juga akan meningkatkan efisensi melalui digitalisasi, termasuk dalam manajemen sumber daya alam. Hal ini diperlukan untuk mengurangi korupsi dan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah serta kesejahteraan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Target ini juga didukung beberapa infrastruktur, terutama industri hijau di Kalimantan Utara, serta infrastruktur panel surya dan pembangkit hydro dengan daya 10 gigawatt.

Melalui upaya ini, Luhut menargetkan pada 2030 pendapatan Indonesia dapat mencapai lebih dari US$ 10 ribu per kapita, memiliki industri hijau, dan pengurangan emisi karbon lebih dari 29%.

Halaman: