Inflasi di Inggris Melonjak 11,1%, Rekor Tertinggi dalam 41 Tahun

ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley/foc/cf
John Sibley Seorang perempuan berjalan melewati pameran fotografi di Trafalgar Square di London, Britain, Jumat (1/4/2022).
17/11/2022, 07.48 WIB

Inggris masih menghadapi masalah lonjakan harga-harga barang. Tercatat, inflasi di negara tersebut mencapai 11,1% pada Oktober 2022, rekor tertinggi selama 41 tahun.

Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan kontribusi terbesar inflasi berasal dari harga listrik, gas, dan bahan bakar lainnya. Lonjakan ini terjadi meskipun pemerintah telah meluncurkan program Jaminan Harga Energi.

"Tingkat indeks harga konsumen akan lebih tinggi dari Oktober 1981, di mana perkiraan tingkat inflasi tahunan adalah 11,1%," kata ONS dikutip dari CNBC, Kamis (17/11).

Biaya layanan perumahan dan rumah tangga, termasuk tagihan energi naik ke level tertinggi sepanjang masa yakni 11,7% dalam 12 bulan hingga Oktober 2022. Sedangkan harga gas domestik naik lebih dari dua kali lipat secara year-on-year,

"Pada Oktober 2022, rata-rata rumah tangga membayar 88,9% lebih banyak untuk listrik, gas, dan bahan bakar lainnya ketimbang yang mereka bayar setahun lalu," kata ONS.

Kontribusi inflasi besar juga disumbangkan makanan dan minuman non-alkohol. Angkanya meningkat 16,4% secara year-on-year hingga Oktober 2022, tertinggi sejak September 1977.

Sedangkan Bank Sentral Inggris telah mengambil langkah untuk menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kenaikan ini juga merupakan yang tertinggi dalam 33 tahun.

Pengamat pasar global di JPMorgan Asset Management, Mike Bell tidak yakin dengan apa yang dilakukan Bank Sentral Inggris mampu menahan inflasi. Hal ini karena tekanan inflasi juga datang dari pasar tenaga kerja.

"Pekerja mungkin masih meminta bayaran lebih untuk melindungi pendapatan yang dapat dibelanjakan," katanya.