Sri Mulyani Pamer Kesuksesan Indonesia Redam Inflasi kepada Negara G20
Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu meredam inflasi di tengah banyak negara dunia yang mengalami lonjakan harga dan terancam mengalami resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani membagikan kiat sukses Indonesia meredam harga bahan pokoknya.
Sri Mulyani menyampaikan kepada negara G20 pentingnya kebijakan pengendalian inflasi disesuaikan dengan sumber pendorong kenaikan harga. Inilah langkah sukses Indonesia dalam meredam inflasi.
"Jadi apa yang saya serukan ketika saya diskusi dengan banyak bank sentral selama pertemuan G20 di Washington, seolah-olah kalian (pemimpin bank sentral) dari sisi kebijakan moneter, menaikkan suku bunga karena harus melakukannya," kata Sri Mulyani, dalam diskusi Bloomberg CEO Forum: Moving Forward Together, Jumat (11/11).
Di sisi lain, kenaikan suku bunga diibaratkan seperti serum antibiotik yang berdampak luas bagi perekonomian. Kenaikan suku bunga tentu akan memukul daya beli dan melemahkan perekonomjan.
"Anda harus melihat dari sisi suplai, itulah apa yang dilakukan Indonesia, dan efeknya bagus," kata Sri Mulyani.
Ia menyebut pendorong utama kenaikan inflasi di Indonesia berasal dari kenaikan harga energi dan pangan. Sehingga untuk mengendalikan harga energi, pemerintah Indonesia mempertebal anggaran subsidi. Di sisi lain risiko pembengkakan anggaran akibat subsidi menjadi pertimbangan, sehingga pemerintah pun memutuskan menguranginya dengan menaikkan harga BBM per September lalu.
Sri Mulyani menyebut, upaya pengendalian harga dari sisi pangan dilakukan melalui koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah. Koordinasi ini terutama untuk menjaga ketersediaan distribusi pangan. Harga beberapa bahan makanan kemudian terlihat menurun beberapa bulan terakhir, dan menjadi penyumbang deflasi bukan lalu.
Inflasi yang melonjak di banyak negara termasuk anggota G20 menjadi momok utama bagi perekonomian dunia. Amerika Serikat misalnya, inflasinya sempat melonjak hingga level tertinggi dalam empat dekade pada beberapa bulan lalu. Seiring pengetatan moneter yang signifikan, inflasi menurun.
Di Inggris, tekanan inflasi juga belum mereda. Indeks harga konsumen September mencatat inflasi 10,1%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Inflasi di zona euro juga meningkat, dari 9,1% pada Agustus menjadi 9,9% pada September. Inflasi di Brasil juga masih tinggi meskipun berangsur tirun, menjadi 7,17% pada September, inflasi di Turki 83,5%, Rusia 13,7%, Korea Selatan 5,6%, Afrika Selatan 7,5% hingga Meksiko 8,7%.