Bank Indonesia melihat prospek ekonomi Indonesia akan semakin kuat menuju tahun 2024 hingga 2027. Bank sentral memastikan tekanan kenaikan harga akan kembali ke sasaran target pada tahun depan dan akan terus turun hingga 2024.
"Pertumbuhan akan cukup baik 4,5%-5,3% pada tahun 2023 dan akan meningkat menjadi 4,7%-5,5% pada tahun 2024," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidatonya pada Pertemuan Tahunan BI (PTBI), Rabu (30/11).
BI sebetulnya sempat mengeluarkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih pesimistis sebelumnya. Dalam rapat dengan komisi XI DPR RI awal pekan lalu, asumsi BI untuk pertumbuhan tahun depan hanya 4,37%. Namun, BI saat itu beralasan target yang konservatif tersebut hanya sebagai asumsi untuk penyusunan rencana anggaran tahun depan. Bank Sentral menyatakan siap mendukung agar pertumbuhan tetap di kisraan 4,5%-5,3%.
Adapun perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 yang disampaikan BI pagi ini sebetulnya tidak berbeda dengan prospek tahun ini yang akan bias ke atas dalam kisaran proyeksi 4,5%-5,3%. Prospek positif perutmbuhan tahun ini ditopang membaiknya permintaan domestik dan ekspor yang tetap moncer.
Pertumbuhan diproyeksikan semakin menguat pada 2024 menjadi 4,7%-5,5% dan 5%-5,8% pada 2027. Kinerja ini ditopang oleh ekspor, konsumsi dan investasi yang meningkat. aktor pendorong lainnya berasal dari hilirisasi, infrastruktur, penanaman modal asing, dan pariwisata.
BI melihat inflasi juga akan semakin terkendali ke depannya. Tekanan kenaikan harga akan kembali ke sasaran target 2%-4% pada tahun depan, dan akan menyusut menjadi 2,5%-3,5% pada 2024.
Perry mengapresiasi langkah pemerintah menyediakan anggaran subsidi jumbo untuk menahan kenaikan harga BBM ingga LPG 3 kg. Inflasi yang terjaga juga berkat stabilisasi rupiah serta koordinasi tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP/D) dan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
"Defisit fiskal 2023 turun menjadi 2,84%, subsidi energi tetap diberikan sehingga inflasi terkendali dan kenaikan suku bunga BI bisa lebih terukur," kata Perry.
Ia juga melihat sektor ekonomi digital semakin pesat kedepannya. Transaksi e-commerce diperkirakan mencapai Rp 572 triliun pada tahun depan. Transaksi uang elektronik diperkirakan mencapai Rp 508 triliun serta transaksi melalui layanan perbankan digital akan mencapai Rp 67 kuadriliun.