Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis lima poin ke level Rp 15.624 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah terimbas meningkatnya kekhawatiran resesi ekonomi global seiring suku bunga yang tinggi.
Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 15.633 pada pukul 09.25 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.619 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Dolar Taiwan melemah 0,33%, won Korea Selatan 0,40%, peso Filipina 0,04%, rupee India 0,37%, dan ringgit Malaysia 0,16%. Sebaliknya, baht Thailand menguat 0,12% bersama yuan Cina dan dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,27% dan yen Jepang 0,40%.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah hari ini terimbas sentimen risk off di aset berisiko akibat meningkatnya kekhawatiran resesi. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.575-Rp 15.700 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan melemah di tengah sentimen risk-off pasar yang dipicu oleh kekhawatiran resesi setelah rentetan kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama dunia," kata Lukman dalam risetnya, Jumat (16/12).
Bank sentral di banyak negara telah memulai periode moneter ketet dengan serentetan kenaikan suku bunga acuan, baik di negara maju maupun negara berkembang. Beberapa bank sentral bahkan menaikkan bunga agresif seperti yang dilakukan bank sentral AS, The Fed.
Bank Indonesia juga sudah menaikkan bunga sejak Agustus lalu. Suku bunga telah dikerek 1,75% selama empat bulan terakhir, dengan kenaikan setengah poin persentase dalam tiga pertemuan beruntun.
"Dari domestik, data perdagangan yang walau menunjukkan surplus yang selama 31 bulan berturut-turut, tetapi ekspor dan impor yang jauh lebih rendah dari perkiraan menunjukkan terjadinya pelemahan pada permintaan," kata Lukman.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra juga memperkirakan rupiah akan melemah hari ini ke arah Rp 15.650, dengan potensi support di kisaran Rp 15.580-Rp 15.590 per dolar AS. Pelemahan rupiah seiring sentimen negatif pada aset berisiko pagi ini.
Indeks saham utama Asia terpantau kompak melemah pagi ini, menyusul indeks utama Wall Street yang juga memerah pada penutupan perdagangan kemarin. Nikkei 225 Jepang anjlok 1,6%, Shanghai SE Composite Cina melemah 0,41%, Hang Seng Hong Kong 1,15%, Kospi Korea Selatan 0,32%, dan Nifty 50 India 1,32%.
"Lingkungan suku bunga tinggi memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi," kata Ariston dalam risetnya.
Di sisi lain, data neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan surplus, meskipun aktivitas ekspor Impor di bawah ekspektasi pasar. Data ini diharap bisa menjaga ekspektasi pasar yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga berpeluang menahan pelemahan rupiah.