Warga AS Bayar Lebih Mahal untuk Belanja Natal karena Inflasi Tinggi
Orang Amerika menaikkan pengeluaran mereka selama musim liburan Natal dan tahun baru tahun ini. Inflasi memaksa konsumen membayar lebih banyak demi membeli barang ritel atau bersantap di restoran.
Data Mastercard Spending Pulse mencatat. penjualan ritel AS meningkat 7,6% selama periode 1 November hingga 24 Desember dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Indeks melacak penjualan retail di toko fisik maupun online, tetapi tidak termasuk penjualan otomotif di semua bentuk pembayaran dan tidak disesuaikan dengan inflasi.
Laporan tersebut merupakan tanda kenaikan belanja konsumen, setelah penurunan penjualan ritel AS pada Novembe meskipun ada momentum Black Friday. Inflasi kemungkinan menyumbang sebagian besar kenaikan belanja liburan dari tahun ke tahun.
Indeks harga pengeluaran konsumen pribadi atau ukuran inflasi yang diperhatikan The Federal Reserve naik 5,5% secara tahunan pada November 2022.
“Konsumen dan pengecer menjalani musim dengan baik, menunjukkan ketahanan di tengah meningkatnya tekanan ekonomi,” ujar Michelle Meyer, Kepala Ekonom Amerika Utara di Mastercard Economics Institut dalam sebuah pernyataan.
Menurut Mastercard, konsumen mendiversifikasi pengeluaran mereka untuk mengatasi harga yang lebih tinggi dan memprioritaskan makan di luar dan pengalaman lainnya. Penjualan restoran tumbuh lebih dari 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Konsumen Amerika juga menunjukkan preferensi yang meningkat untuk berbelanja online. Penjualan online tumbuh 10,6% secara tahunan. Kontribusi penjualan di e-commerce mencapai 21,6% dari total penjualan ritel, naik dari 20,9% pada 2021.
Inflasi di Amerika Serikat melandai pada November 2022 menjadi 7,1% secara tahunan setelah mencapai puncaknya pada Juni 2022 sebesar 9,1%. Inflasi melandai setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan secara agresif mencapai 4,25% sepanjang tahun ini.