BI Optimistis Inflasi Tahun Ini Kembali di Bawah 4%

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
BI mencatat inflasi pada Desember 2022 mencapai 5,51%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/1/2023, 12.34 WIB

Bank Indonesia optimistis inflasi dapat kembali ke rentang target 2%-4% pada tahun ini. Optimsime tersebut seiring realisasi inflasi pada akhir 2022 yang lebih rendah dari perkiraan awal bank sentral.

"Tekanan inflasi 2022 yang lebih rendah dari prakiraan awal berdampak positif pada prospek inflasi 2023 yang diprakirakan kembali ke sasaran 3% plus minus 1%," kata Direktur Ekskeutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran persnya, Selasa (3/1).

BI memang sudah berulangkali mengatakan bahwa inflasi tahun ini akan menurun. Inflasi inti, yang tidak menghitung kenaikan harga energi dan pangan, akan terus dijaga tetap berada di bawah 4%. 

Realisasi inflasi pada akhir tahun lalu sebesar 5,51% secara tahunan. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan akhir 2021 sebesar 1,87% karena kenaikan harga BBM bersubsidi yang dimulai pada September. 

Namun, BI melihat inflasi setelah kenaikan harga BBM kembali terkendali. Ini tercermin pada ekspektasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal 6,6%-6,7%. Meski demikian, realisasi 5,51% tersebut di atas perkiraan versi terakhir BI yang diperkirakan tak sampai 5,4% dan di atas ekspektasi pasar 5,39%.

Realisasi yang lebih rendah dari perkiraan awal ini karena meski harga BBM naik, pemerintah mampu menurunkan harga bahan pangan yang sempat melonjak tinggi. Kenaikan inflasi administered price akibat kenaikan harga BBM juga disebut tidak setinggi yang diperkirakan.

"Inflasi inti 2022 tetap terjaga rendah sebesar 3,36% (yoy), sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan," kata Erwin.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, inflasi secara tahunan akan berangsur melandai pada tahun ini dan kembali ke bawah 4% pada akhir tahun.

Meski demikian, inflasi secara bulanan masih cenderung tinggi pada awal tahun karena tren harga beras yang masih tinggi menjelang panen raya pada Maret atau April. Inflasi secara bulanan juga akan meningkat pada periode musiman saat Ramadan dan lebaran.

"Inflasi hingga akhir tahun diperkirakan berkisar 3,5%-3,8%," kata Josua dalam keterangannya.

Senada, Kepala Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan inflasi akan semakin turun pada tahun ini dan mencapai level 3,75% pada akhir tahun. Dampak kenaikan harga BBM mulai melemah sejak November, sehingga tekanan inflasi akibat kenaikan harga BBM sudah melewati puncaknya pada September lalu.

Ia melihat inflasi tahun ini akan kembali ke pola historisnya jika tidak ada shock baru dan akan terus turun. "Laju inflasi akan turun tajam akibat high base effect pada September 2023," kata Damhuri. 

Reporter: Abdul Azis Said