Mengapa Pemerintah Tak Turunkan Harga Pertalite Menyusul Pertamax?

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Pemerintah menaikkan harga Pertalite dan Solar pada September 2022.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/1/2023, 18.30 WIB

Pemerintah belum menutuskan untuk menurunkan harga BBM bersubsidi seperti, Pertalite dan Solar meski harga Pertamax telah turun seiring harga minyak dunia yang melemah. Kementerian Keuangan menjelaskan, penetapan harga BBM subsidi tak hanya memperhatikan pergerakan harga minyak dunia. 

"Selain harga minyak mentah Indonesia, ada kurs dolar terhadap rupiah yang juga mempengaruhi harga BBM dan juga konsumsi," kata Direktur Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan dalam konferensi pers APBN KiTA, Selasa (3/1).

Nilai tukar rupiah memang tertekan sepanjang tahun lalu seiring penguatan dolar. Pelemahan rupiah terjadi di tengah tren pengetatan moneter global yang menimbulkan tekanan di pasar keuangan.

Di sisi lain, Isa juga mengatakan, volume konsumsi juga menentukan penyesuaian harga BBM bersubsidi. Konsumsi BBM bahkan tidak turun saat pemerintah menaikkan harga pada September lalu.  Ini menyebabkan anggaran subsidi kembali bengkak. Dalam laporan realisasi sementara, anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun lalu membengkak hingga Rp 48 triliun.

Isa pun mengatakan, pemerintah memang mencermati harga minyak dunia. Namun, menurut dia, pemerintah tidak akan buru-buru merespons berbagai perubahan.

"Pemerintah pada tahun ini juga perlu mengantisipasi kurs rupiah maupun volume konsumsi BBM. Ini semuanya tentu akan mempengaruhi besaran subsidi dan kompensasi 2023 yang juga akan mempengaruhi apakah harga BBM subsidi kemudian perlu penyesuaian atau tidak," kata Isa.

Senada, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi naik turunnya harga BBM subsidi, yakni harga minyak, kurs dan volume. Ia  menekankan ada potensi peningkatan volume konsumsi BBM subsidi ke depan. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said