Januari Belum Usai, Asing Sudah Borong Surat Utang Pemerintah Rp 48 T

KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. BI mencatat modal asing masuk ke pasar SBN mencapai Rp 3,63 triliun pada pekan ini.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
27/1/2023, 20.20 WIB

Bank Indonesia mencatat aliran modal asing yang masuk ke pasar surat utang pemerintah sepanjang tahun ini hingga 28 Januari 2022 mencapai Rp 48,08 triliun. Kembali masuknya modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) turut mendukung rupiah yang telah menguat 3,77% sepanjang tahun ini ke level di bawah Rp 15.000 per dolar AS. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, asing mencatatkan beli neto di pasar SBN dalam sepekan ini pada 24-26 Januari 2023 sebesar Rp 3,63 triliun. Asing juga mencatatkan beli neto di pasar saham Rp 790 miliar. 

"Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen hingga 26 Januari 2023, nonresiden mencatatkan beli neto Rp 48,08 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 6,83 triliun di pasar saham," ujar Erwin dalam konferensi pers, Jumat (27/1).

Modal asing yang masuk ke pasar SBN pada pekan ini jauh lebih rendah dari pekan lalu Rp 14,5 triliun. Namun, modal asing yang masuk ke pasar saham pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya Rp 300 miliar. Adapun masa perdagangan pada pekan ini lebih pendek dibandingkan pekan lalu karena libur Imlek. 

 BI juga mencatat persepsi risiko investasi meningkat. Hal ini tercermin dari premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke 87,21 bps per 19 Januari 2023 dari 86,08 bps per 13 Januari 2023. Imbal hasil alias yield SBN pemerintah benchmark 10 tahun turun ke 6,62% pagi ini, menyusul penurunan yield US Treasury ke 3,39%.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah pada penutupan pekan ini masih menguat dibandingkan penutupan akhir pekan lalu, tetapu trennya melemah beberapa hari jelang penutupan pekan. Mengutip Bloomberg, rupiah nenguat 89 poin dibandingkan akhir pekan lalu dan parkir di level Rp 14.986 per dolar AS. Namun, rupiah pada penutupan akhir pekan ini sudah terkoreksi hampir 98 poin dari posisi terkuatnya dalam lebih empat bulan pada perdagangan Selasa lalu. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut koreksi rupiah pada perdagangan hari ini seiring dolar AS yang menguat terdorong data pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal terakhir 2022 yang di atas ekspektasi pasar. Hal ini mendorong ekspektasi bank sentral AS, The Fed masih akan mempertahankan sikap hawkish atau agresif dalam menaikkan suku bunga.

Perekonomian AS pada kuartal empat 2022 berhasil tumbuh 2,9% secara tahunan. Kinerjanya memamg melambat dari kuartal sebelumnya 3,2% namun lebih tinggi dari perkiraan pasar seperti dikutip dari Revenitif yang akan tumbuh 2,6%.

Data tenaga kerja AS juga mengindikasikan kondisi yang membaik. Klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun enam ribu menjadi 186 ribu klaim pada pekan lalu.

"Fokus pasar sekarang tepat pada data inflais pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan dirilis malam ini, merupakan indikator yang jadi acuan The Fed," kata Ibrahim dalam catatannya sore ini.

Dari dalam negeri, fondasi ekonomi Indonesia yang masih kuat jadi penopang rupiah. Pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan bisa mencapai di atas 5% sekalipun akan melambat tahun ini.

Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp 14.970 hingga Rp 15.030 per dolar AS pada perdagangan Senin depan. 

Reporter: Abdul Azis Said