Alasan BI Setop Naikkan Suku Bunga Saat The Fed Mungkin Masih Agresif

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/2/2023, 15.07 WIB

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%, setelah terus menaikkan suku bunga dalam setiap pertemuan bulanannya sejak Agustus 2022. Keputusan ini ditempuh meski Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve dan bank sentral lainnya masih berpotensi menaikkan suku bunga. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, kebijakan suku bunga BI selalu didasarkan pada perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.  "Dasar suku bunga adalah itu, bagaimana meyakini perkiraan inflasi ke depan, baik IHK (indeks harga konsumen) maupun inflasi inti. Inflasi IHK dan inti menurun lebih cepat daripada yang diperkirakan," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (16/2). 

Ia memperkirakan, inflasi inti akan bergerak di kisaran 3%, dengan perkiraan tertinggi 3,6%. Perkiraan terbaru ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, di mana BI memperkirakan level tertinggi inflasi inti sebesar 3,7%. "Dengan realisasi Desember dan Januari memperlihatkan inflasi inti bergerak lebih rendah. IHK juga akan kembali di bawah 4% mulai September 2023 karena ada efek tahun sebelumnya akibat harga BBM." kata dia. 

Perry memperkirakan inflasi umum atau IHK pada semester kedua tahun ini paling tinggi mencapai 3,5%. Kinerja inflasi yang lebih rendah dari perkiraan membuat BI meyakini bahwa suku bunga saat ini sebesar 5,75% sudah memadai. 

"Memadai, berarti tidak perlu lagi ada kenaikan," ujarnya. 

Halaman: