Rupiah Melemah Tipis Imbas Pencalonan Kembali Bos BI Perry Warjiyo

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/2/2023, 17.21 WIB

Nilai tukar rupiah melemah 0,06% ke level Rp 15.200 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Analis menilai kabar pencalonan kembali Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia periode mendatang disambut positif pasar sehingga mendorong rupiah menguat mendekati penutupan sehingga melemah tipis hari ini.

Mengutip Bloomberg, rupiah terkoreksi 0,06% dibandingkan penutupan kemarin. Namun, posisi penutupan sore ini menguat dibandingkan perdagangan pagi ini yang sempat melemah hingga Rp 15.232 per dolar AS, serta lebih baik dibandingkan posisi pembukaan Rp 15.208.

Mayoritas mata uang Asia sore ini melemah. Dolar Taiwan terkoreksi 0,31%, won Korea Selatan 0,71%, peso Filipina 0,18%, rupee India 0,02%, yuan Cina 0,22% dan ringgit Malaysia 0,17%. Sebaliknya, baht Thailand, dolar Singapura dan yen Jepang menguat, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, kabar mengenai pencalonan kembali Perry Warjiyo sebagai gubernur BI disambut positif pasar dan menjadi salah satu sentimen positif di perdagangan sore ini. Meski demikian sentimen eksternal masih cukup kuat sehingga rupiah tidak mampu menguat dari posisi kemarin.

"Setelah adanya kabar pencalonan kembali Perry, pelemahan rupiah lebih rendah, artinya pasar pun optimistis dengan kepemimpinan Gubernur BI saat ini masih cukup bagus dan pasar lebih tenang," kata Ibrahim saat dihubungi, Rabu (22/2).

Mengutip Reuters, tiga sumber memberikan informasi bahwa Presiden Jokowi memilih Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur BI untuk periode 2023-2028. Katadata.co.id mencoba menghubungi sejumlah anggota DPR RI tetapi belum ada konfirmasi terkait hal ini. Sebelumnya beredar beberapa nama calon, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti serta Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.

Meski demikian, rupiah yang masih melemah sore ini menurutnya wajar. Ia beralasan, ada tekanan dari eksternal yang begitu kuat terutama ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga acuannya.

Ekspektasi tersebut didukung oleh berbagai data ekonomi AS belakangan yang menunjukkan situasi masih solid. Pasar tenaga kerja bulan lalu dilaporkan masih kuat dengan data non farm payroll (NFP) yang jauh di atas ekspektasi. Inflasi konsumen dan produsen juga masih di atas perkiraan sekalipun ada penurunan.

Data PMI sektor usaha di AS bulan Februari yang dirilis semalam menunjukan indeks di atas 50 yang artinya memasuki zona ekspansi. Ini merupakan indeks PMI tertingginya dalam delapan bulan. Pasar juga menantikan rilis notulen rapat The Fed malam ini yang diantisipasi akan kembali mengulang pandangan hawkish.

Reporter: Abdul Azis Said