Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,07% pada perdagangan hari ini ke level Rp 14.902 per dolar AS. Rupiah berhasil menguat ditopang cadangan devisa Maret yang naik tajam di tengah kekhawatiran sentimen koreksi akibat data pasar tenaga kerja AS yang masih ketat.
Rupiah mampu menguat saat mayoritas mata uang Asia lainnya melemah. Baht Thailand terkoreksi paling dalam diantara mata uang regional lainnya sebesar 0,37% dan won Korea Selatan melemah 0,21%
"Rupiah menguat tipis didukung oleh data cadangan devisa yang kembali naik dan lebih tinggi cukup besar di atas perkiraan," kata analis DCFX Lukman Leong dalam catatannya sore ini, Senin (10/4).
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Maret 2023 sebesar US$ 145,2 miliar, naik nyaris US$ 5 miliar hanya dalam sebulan. Posisi ini merupakan yang tertinggi dalam 16 bulan terakhir atau sejak Desember 2021.
Di sisi lain, Lukman menyebut dolar AS masih cukup datar di tengah perdagangan yang masih dalam suasan libur Paskah. Indeks dolar AS pada sore waktu WIB tercatat sebesar US$ 102,03.
Perdagangan pasar awal pekan ini juga merespons rilis data tenaga kerja AS bulan Maret akhir pekan lalu. Data NFP menunjukkan penyerapan tenaga kerja AS bulan lalu di sektor non pertanian hanya sebanyak 236 ribu, di bawah ekspektasi pasar dan menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian, angka pengangguran menurun ke 3,5% dan gaji karyawan terus naik mengindikasikan pasar tenaga kerja AS masuh ketat.
"Walau data NFP menunjukkan masih kuat, namun cenderung sesuai dengan perkiraan," kata Lukman.
Ia melihat investor akan wait and see menantikan data inflasi AS Rabu, 12 Maret untuk petunjuk lebih lanjut akan kebijakan the Fed kedepannya. Pasar juga menanti rilis notulen rapat The Fed terakhir pada Kamis dini hari pekan ini.