Rupiah Menguat Tembus Level Rp 14.600 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
14/4/2023, 09.55 WIB

Rupiah menguat 47 poin ke level Rp 14.699 per dolar AS pada pembukaan pasar spot pagi ini, Jumat (14/4). Reli penguatan rupiah berlanjut usai rilis data inflasi produsen AS bulan Maret yang secara mengejutkan turun tajam dan klaim pengangguran AS naik.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus menguat ke level Rp 14.655 pada pukul 09.30 WIB, atau sudah menguat 0,62% dari penutupan kemarin.

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat pagi ini kecuali dolar Singapura dan baht Thailand yang melemah dan dolar Hong Kong stagnan. Won Korea Selatan melesat 0,92% bersama peso Filipina 0,35%, dolar Taiwan 0,17%, rupee India 0,28%, yuan Cina 0,30%, ringgit Malaysia 0,35% dan yen Jepang 0,18%.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah berpeluang kembali menguat ditopang ekspektasi kenaikan bunga bank sentral AS, The Fed mendekati babak akhir. Rupiah berpeluang menguat ke rentang Rp 14.700-14.680, dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.800 per dolar AS.

Setelah data inflasi konsumen yang melambat, giliran harga-harga di tingkat produsen bulan Maret yang turun sebagaimana rilis semalam, Kamis (13/4).

Indeks harga produsen AS deflasi atau tutun 0,5% secara bulanan. Secara tahunan mencatat inflasi 2,7%, jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya masih 4,9% dan tercatat sebagai kenaikan tahunan terendah selama lebih dua tahun terakhir.

"Data ekonomi AS masih mendukung ekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuannya tahun ini. Semalam data inflasi produsen AS bulan Maret memperlihatkan tekanan inflasi di AS semakin berkurang," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Jumat (14/4).

Selain itu, data klaim pengangguran AS juga menungkat, mengindikasikan pasar tenaga kerja AS mulai melunak. Klaim jaminan baru untuk pengangguran AS pekan lalu naik 11 ribu menjadi 238 ribu, rekor tertinggi sejak Januari tahun lalu.

Sementara dari dalam negeri, Ariston menyebut kondisi ekonomi yang baik juga mendukung penguatan rupiah. Sebelumnya, World Bank dan IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, mengindikasikan prospek tahun ini lebih cerah dari perkiraan sebelumnya.

Analis DCFX Lukman Leong juga melihat rilis data inflasi produsen AS yang menurun mendorong pelemahan dolar AS sehingga rupiah bisa menguat. Investor berekspektasi The Fed akan berhenti menaikkan suku bunga karena tanda-tanda tekanan inflasi mereda.

Oleh karena itu, ia memperkirakan rupiah akan menguat dengan bergerak di rentang Rp 14.700-14.800 per dolar AS hari ini.

Reporter: Abdul Azis Said