Jelang Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I, Ekonom Ramal Melambat

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Pekerja melakukan bongkar muat barang di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (17/2/2023).
Penulis: Abdul Azis Said
5/5/2023, 07.02 WIB

Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini diperkirakan lebih lambat dari kuartal sebelumnya dengan mayoritas ekonom memperkirakan di kisaran 4,9%. Konsumsi rumah tangga dan investasi masih akan menjadi penopang pertumbuhan di tengah ekspor yang tak setinggi tahun lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama pada pagi ini pukul 09.00 WIB. Bank Indonesia optimistis pertumbuhan bisa di kisaran 5%, tak banyak berubah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya 5,01% secara tahunan.

Senada, Kementerian Keuangan juga optimistis pertumbuhan di kisaran 5%. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan berbagai indikator dini menunjukkan permintaan domestik masih cukup kuat di tengah pengelolaan inflasi yang baik.

Dari sisi supply, kinerja manufaktur juga semakin ekspansif tercermin dari peningkatan pada indeks PMI. Namun, ada pengecualian terhadap kinerja ekspor.

"Di sisi lain harus diperhatikan bagaimana dinamikan global membuat pertumbuhan ekspor menjadi cukup menantang," kata Febrio dalam konferensi pers APBN KiTA pertengahan bulan lalu.

Sementara, mayoritas ekonom melihat pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tak akan setinggi kuartal sebelummya, terutama karena pelemahan dari sisi ekspor. Berikut rangkuman perkiraan pertumbuhan ekonomi dari delapan ekonom.

1. Bank Mandiri - Faisal Rachman

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,94%. Perlambatan disebabkan inflasi yang masih tinggi dan risiko perlambatan global yang menghambat aktivitas konsumsi, investasi dan ekspor. Namun konsumsi dinilai tetap resilien serta belanja pemerintah juga diperkirakan rebound dari kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan investasi tak banyak berubah dari kuartal sebelumnya terutama didukung investasi konstruksi dan non bangunan meski mulai terlihat peningkatan pada segmen bangunan. Sementara aktivitas ekspor impor juga melemah karena ketidakpastian prospek ekonomi global.

2. KB Valbury Sekuritas - Fikri C Permana

Pertumbuhan diperkirakan 5,04%. Pendorongnya terutama mobilitas masyarakat yang membaik, sektor konsumsi yang tumbuh baik, surplus neraca dagang berlanjut serta likuiditas domestik yang masih sangat baik.

Namun penyerapan anggaran pemerintah yang masih lambat menjadi salah satu faktor penghambat, di samping investasi yang masih tertahan oleh ketidakpastian global dan tren suku bunga tinggi.

3. BNI Sekuritas - Damhuri Nasution

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,92%. Pertumbuhan yang lebih lambat karena faktor musiman dimana belanja pemerintah masih rendah. Investasi juga lebih rendah dari kuartal sebelumnya karena ekspansi usaha di awal tahun biasanya belum banyak tetapi masih memberi sumbangan positif ke pertumbuhan PDB.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tumbuh baik seiring inflasi yang terjaga dan menguatnya keyakinan konsumen. Di sisi lain, sumbangan net ekspor akan semakin menurun seiring penurunan volume dan harga komoditas.

4. Bank Central Asia (BCA) - David Sumual

Ekonom BCA David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi capai 4,9%. Kinerjanya akan lebih lambat dari perkiraan karena penurunan harga komoditas menyebabkan net ekspor tak setinggi sebelumnya dan minat untuk berbelanja dari kelompok masyarakat menegah atas juga belum terlalu kuat.

Namun investasi diperkirakan cukup baik didukung likuditas yang masih baik dan suku bunga kredit secara umum belum naik.

5. Bank Permata - Josua Pardede

Pertumbuhan ekonomi diramal 4,99%. Perekonomian pada tiga bulan pertama tahun ini ditopang oleh konsumsi dan investasi saat net ekspor melambat.

Konsumsi rumah tangga yang masih solid terbukti dari beberapa data seperti keyakinan konsumen yang menguat, penjualan eceran tumbuh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, hingga peningkatan impor barang konsumsi.

Pertumbuhan investasi diperkirakan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Peningkatan ini didorong investasi bangunan, tercermin dari membaiknya penjualana semen. Kinerja ini juga tercermin dari impor barang modal yang tumbuh di awal tahun ini.

6. CORE Indonesia - Yusuf Rendy Manilet

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,7-5%. Inflasi yang masih tinggi pada awal tahun menjadi tantangan utama. Namun kebijakan pencabutan PPKM mendorong mobilitas masyarakat makin longgar sehingga mendukung pertumbuhan konsumsi.

Kontribusi ekspor mulai berkurang sejalan dengan moderasi harga komoditas. Karena itu, Yusuf melihat perekonomian Indonesia berangsur kembali ke pola sebelum pandemi dimana andil investasi ke PDB akan lebih besar dari ekspor.

7. LPEM FEB Universitas Indonesia - Teuku Riefky

Pertumbuhan antara 4,9%-5%. Kinerja ini didorong oleh aktivitas domestik yang kuat, terutama karena menyambut Ramadan dan lebaran yang persiapannya sebagian jatuh di kuartal pertama. Investasi langsung asing (FDI) pada kuartal pertama yang lebih tinggi mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik membaik.

8. Samuel Sekuritas - Harry Su

Pertumbuhan 4,9%. Perekonimian masih ditopang konsumsi rumah tangga yang biasanya menyumbang lebih dari separuh perekonomian nasional.

Reporter: Abdul Azis Said