Sri Mulyani: Dedolarisasi akan Berdampak Besar ke Ekonomi Global

KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, Sri Mulyani menjelaskan, dedolarisasi antara lain dipicu oleh fragmentasi geopolitik global.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/5/2023, 11.03 WIB

Fenomena dedolarisasi atau upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar belakangan makin ramai diterapkan banyak negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, dampaknya bukan hanya akan dirasakan Amerika Serikat saja, tapi seluruh dunia. 

Sri Mulyani menjelaskan, aksi buang dolar ini, antara lain dipicu oleh fragmentasi geopolitik global. Ketegangan geopolitik disebut menjadi tantangan paling berat yang dihadapi saat ini.

"Fragmentasi geopolitik ini telah memicu fenomena dedolarisasi yang juga akan berdampak besar, baik bagi perekonomian AS sendiri maupun ekonomi global," kata dia dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (19/5).

Menurut dia, fragmentasi geopolitik juga telah menyebabkan perubahan signifikan arah kebijakan ekonomi negara-negara besar yakni menjadi lebih inward looking. Kerja sama ekonomi dan kemitraan strategis semakin terkotak-kotak sesuai kedekatan aliansinya. Walhasil, dampaknya terhadap aktivitas perdagangan dan aliran investasi global melambat. 

Fenomena dedolarisasi kian gencar jika dikaitkan dengan persoalan geopolitik. Upaya mengurangi penggunaan dolar memang belakangan ramai diserukan negara nonblok barat. Rusia misalnya, mengatakan bahwa aliansi Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan berencana membuat mata uangnya sendiri. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said