Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5% Hingga 2024

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
Ilustrasi. Proyeksi Bank Dunia lebih pesimistis dibandingkan perkiraan pemerintah yang melihat perekonomian domestik bisa tumbuh antara 5-5,3%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/6/2023, 10.25 WIB

Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia baru bisa kembali tumbuh 5% pada 2025. Ekonomi Indonesia akan tumbuh di level 4,9% pada tahun ini dan tahun depan.

Meski demikian, laporan Bank Dunia terbaru menunjukkan prospek yang sedikit lebih cerah pada pertumbuhan tahun ini. Perekonomian Indonesia diramal tumbuh 4,9%, sedikit naik 0,1 poin persentase dari perkiraan sebelumnya. Sementara prtumbuhan tahun depan stagnan.  

Meski tertahan di bawah 5%,  kinerja ekonomi Indonesi tahun ini dan tahun depan lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara Asia Timur dan Pasifik di luar Cina yang tumbuh 4,8%.

Ekonomi Cina akan tumbuh kuat di atas 5% tahun ini setelah pelonggaran kebijakan pandemi Covid-19. Namun Bank Dunia melihat dampak positifnya bagi negara lain di kawasan akan terbatas. Hal ini karena pemulihan lebih terkonsetrasi pada aktivitas jasa domestik. 

Bank Dunia mengungkap tantangan bagi ekonomi Indonesia yakni pelemahan harga komoditas yang akan berpengaruh terhadap lemahnya ekspor komoditas. Meski demikian, tren penurunan harga ini membantu meredakan inflasi.

Perlambatan ekonomi Indonesia tahun ini bukanlah yang paling dalam di kawasan. Pertumbuhan Indonesia tahun ini 0,4 poin persentase lebih rendah dari tahun lalu. Ini lebih kecil dibandingkan penuruna 4,4 poin persentase di Malaysia menjadi 4,3% , penurunan dua poin persentase di Vietnam menjadi 6%, serta penurunan 1,6 poin di Filipina menjadi 6%. Sementara itu, ekonomi Thailand diramal tumbuh lebih tinggi pada tahun ini.

Proyeksi Bank Dunia itu lebih pesimistis dibandingkan perkiraan pemerintah yang melihat perekonomian domestik bisa tumbuh antara 5-5,3%. Pemerintah juga mematok target pertumbuhan lebih tinggi lagi tahun depan yakni 5,3-5,7% dalam rencana APBN 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan ada beberapa alasan untuk tetap optimis terhadap ekonomi tahun depan. Ini diantaranya meredanya kebijakan moneter global, keberlanjutan reformasi struktural, peluang peningkatan ekspor sejalan dengan pemulihan mitra dagang utama dan masih berlanjutnya capital inflow. Selain itu, ia juga menyebut Pemilu bisa menjadi pendongkrak ekonomi.

Sri Mulyani juga menyebut, upaya Cina untuk memperbaiki permasalah di sektor properti diharap bisa menjadi faktor positif bagi ekonomi dunia dan Indonesia.

"Tentu kita berharap kalau memang berhasil, ini bisa memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Cina, dunia dan tentunya terhadpa permintaan komoditas kita," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI awal pekan ini.

Reporter: Abdul Azis Said