Bank Dunia Beri Pinjaman ke Indonesia Rp 9 T untuk Mengatasi Stunting

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.
Petugas kesehatan memberikan imunisasi pada balita saat layanan posyandu di Desa Doko, Kediri, Jawa Timur, Senin (18/6/2023). Pemerintah daerah setempat berupaya memantau pertumbuhan balita dengan menggalakkan posyandu guna deteksi dini stunting.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
28/6/2023, 15.50 WIB

Bank Dunia memberikan pinjaman ke Indonesia sebesar US$ 600 juta atau Rp 8,99 triliun. Dana itu akan digunakan untuk mempercepat pengurangan stunting di dalam negeri.

Pinjaman tersebut disetujui oleh Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada Senin, 26 Juni 2023 lalu. Pinjaman ini merupakan bagian dari program Investing in Nutrition and Early Years (INEY) tahap kedua yang disediakan Bank Dunia.

"Program INEY tahap kedua merupakan kelanjutan dari kerja sama kami dengan pemerintah dan dukungan kami untuk Indonesia dalam mempercepat pembangunan modal manusia, suatu komponen yang penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi,” kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen dalam keterangannya dikutip Rabu (28/6).

Total pendanaan yang diberikan mencapai US$ 600 juta dari Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) di bawah grup Bank Dunia. Selain itu, Indonesia juga akan mendapat dana hibah sebesar US$ 16 juta atau Rp 239 miliar. Dana hibah itu berasal dari Global Financing Facility (GFF), serta kemitraan teknis dengan Bill and Melinda Gates Foundation, Tanoto Foundation, dan dengan kontribusi tambahan yang diharapkan dari Gavi Alliance.

Pinjaman program ini menggunakan pendekatan Program untuk Hasil atau Program for Results (P4R). Dengan demikian, dukungan keuangan akan dikeluarkan ketika pemerintah mencapai hasil program yang spesifik.

Pembiayaan triliunan rupiah itu akan digunakan untuk mempercepat pengurangan stunting pada anak di bawah lima tahun. Program ini akan menyediakan dukungan bagi Indonesia untuk meningkatkan penyelenggaraan dan kualitas layanan kesehatan dan gizi untuk remaja perempuan, perempuan hamil, serta anak-anak.

Bank Dunia berharap pinjaman ini dapat membantu Indonesia untuk menekan stunting menuju target 14%. Adapun prevelensi stunting telah menurun dalam beberapa tahun terakhir dari 31,4% pada 2018 menjadi 21,6% pada tahun lalu.

“Berinvestasi pada anak-anak kita, modal manusia kita yang paling penting, sama dengan berinvestasi untuk masa depan kita,” kata Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami.

Pinjaman dari Bank Dunia ke Indonesia untuk penanganan stunting melalui program INEY tahap pertama diberikan pada 2018 lalu. Dana yang diberikan saat itu sebesar US$ 400 juta, dengan tambahan hibah dari GFF sebesar US$ 20 juta.

Reporter: Abdul Azis Said