Lebih dari 2.000 Eksportir-Importir Indonesia Sudah Tinggalkan Dolar

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Nilai perdagangan internasional Indonesia yang sudah tidak lagi menggunakan dolar AS mencapai US$ 3,2 miliar sepanjang semester pertama tahun ini.
Penulis: Agustiyanti
25/7/2023, 16.02 WIB

Bank Indonesia menyebut makin banyak eksportir dan importir Indonesia yang tidak lagi menggunakan dolar AS untuk transaksi perdagangan internasional. Sebagai gantinya, para pengusaha itu memanfaatkan kerja sama local currency transaction atau LCT yang sudah berjalan dengan empat negara.

Kerja sama LCT sudah berjalan dengan Cina, Jepang, Malaysia dan Thailand. Melalui fasilitas ini, dunia usaha di Indonesia dan empat negara itu bisa bertransaksi menggunakan mata uang lokal masing-masing negara secara langsung, tanpa harus pakai mata uang utama seperti dolar AS.

BI mencatat, fasilitas LCT sudah dimanfaatkan oleh 2.014 pengusaha, baik usaha kecil maupun besar selama enam bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1.741 pengusaha,.

"Kami optimistis jumlah ini akan terus bertambah karena sosialisasi makin baik dan intens, apalagi dengan Korea Selatan juga belum mulai," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7).

Adapun nilai perdagangan internasional Indonesia yang sudah tidak lagi menggunakan dolar AS mencapai US$ 3,2 miliar sepanjang semester pertama tahun ini. Nilainya hampir mencapai realisasi setahun penuh pada 2022 sebesar US$ 4,1 miliar.

Dari nilai transaksi tersebut, mayoritas berasal dari perdagangan Indonesia dan Malaysia sebesar US$ 1,2 miliar atau 38%. Sisanya dengan Jepang 23%, Thailand 20% dan sisanya Cina.

Destry menyebut,  penggunaan LCT pada dua tahun sebelumnya didominasi perdagangan dengan Cina. Namun pada tahun ini, menurun seiring pelemahan ekonomi Negeri Panda itu.

Indonesia mulai sepakat meninggalkan penggunaan dolar AS mulai 2018 dengan menekan kerja sama pertama kali dengan Thailand, disusul Malaysia pada tahun yang sama. Kerja sama dengan Cina dan Jepang menyusul dua tahun terakhir.

Reporter: Abdul Azis Said