Jokowi Was-was Dampak El Nino Pasca-Enam Warga di Papua Meninggal

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Ilustrasi kekeringan. El Nino telah menyebabkan sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kekeringan.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
31/7/2023, 10.41 WIB

Dampak El Nino telah terasa di Papua Tengah yang mengakibatkan sebanyak enam orang meninggal karena kekeringan. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, mendapat arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas dampak El Nino ini dengan menteri lainnya.

Tito mengatakan, presiden telah menggelar rapat terbatas dua pekan lalu membahas dampak El Nino, khususnya terhadap ketahanan pangan nasional. Dari rapat itu, ia mendapat arahan langsung dari Jokowi agar Kepala BMKG turut diundang dalam rapat koordinasi dengan pemerintah daerah demi memberikan arahan mengenai dampak dan peta daerah mana saja yang berpotensi terdampak El Nino. 

"Karena dampaknya tidak main-main, sudah terjadi di Kabupaten Puncak (Papua Tengah), terjadi kekeringan dan gagal panen. Enam warga meninggal di sana," kata Tito dalam sambutannya di acara Penyerahan Insentif Fiskal Kinerja Pengendalian Inflasi di Daerah, Senin (31/7).

Kemendagri sudah berkoordinasi dengan pejabat setempat terkait kejadian tersebut. Tito mendapat laporan adanya permasalahan suplai ke daerah Puncak, Papua Tengah karena kondisi geografis. 

Mengutip Antara, cuaca ekstrem telah melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak bulan Juni 2023. Enam orang yang meninggal itu masing-masing berasal dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.

"Rata-rata warga yang meninggal akibat kelelahan dan mengalami buang air yang disertai darah," kata Sekda Puncak Darwin Tobing, Jumat (28/7).

Dia juga melaporkan ada seorang ibu terpaksa melahirkan bayinya secara prematur karena kelelahan saat mencari makan. Ini menyebabkan bayinya meninggal sesaat setelah dilahirkan.

Darwin menyebut cuaca ekstrem yang dialami di kedua distrik itu terjadi sejak bulan Juni lalu. Hal ini menyebabkan tanaman mati hingga masyarakat kesulitan memperoleh bahan makanan.

Pemerintah setempat mengatakan, sudah berupaya mengirimkan bantuan, tetapi tidak ada perusahaan penerbangan yang mau menerbangkan pesawatnya ke Agandugume. Padahal, menurut dia, masyarakat sebenarnya sudah memberikan jaminan keamanan bagi pesawat yang membawa bantuan terbang ke Agandugume.

Adapun bantuan dari pemda diturunkan di Sinak yang kemudian diangkut dengan berjalan kaki selama dua hari. "Pemda Puncak saat ini berupaya agar ada perusahaan penerbangan yang mau mengangkut bantuan untuk masyarakat di wilayah itu karena selain logistik, juga akan dikirim tenaga kesehatan, " katanya.

Reporter: Abdul Azis Said