Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS melaporkan posisi simpanan di bank umum sebesar Rp 8.087 triliun pada akhir Juni. Separuh dari nilai tersebut masih disumbangkan dari rekening dengan nilai simpanan jumbo di atas Rp 5 miliar.
Nominal simpanan secara keseluruhan naik 5,3% dibandingkan tahun lalu, terutama berasal dari kenaikan simpanan di atas Rp 5 miliar. Simpanan bernilai jumbo itu naik 6,5%. Tiering simpanan lainnya juga naik sekalipun pertumbuhannya tak setinggi simpanan jumbo.
"Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp 5 miliar yang mencakup 52,5% total simpanan," dikutip dari laporan LPS, Rabu (2/8).
Meski secara nominal menyumbang lebih dari separuh total simpanan di bank, tapi rekening berisi lebih dari Rp 5 miliar sebenarnya hanya 0,02% dari total rekening bank.
Adapun jumlah rekening di bank umum mencapai 520,8 juta per akhir Juni. Dari jumlah tersebut, 98,7% merupakan rekening dengan nilai simpanan Rp 100 juta ke bawah.
Simpanan nasabah di bank memiliki jenis beragam. Lebih dari sepertiga total simpanan merupakan deposito, kemudian giro dan tabungan masing-masing sekitar 30%, dan sisanya deposits on call dan sertifikat deposito.
Dari sisi kelompok bank, lebih dari separuh simpanan nasabah tersebut diperkirakan di bank-bank besar yang tergolong Kelompok Bank Modal Inti atau KBMI 4 sebesar Rp 4.187 triliun. KBMI 4 ini antara lain BCA, BRI, Mandiri dan BNI.
Mayoritas dari simpanan itu disimpan di bank swasta nasional dan bank BUMN yang masing-masing menyerap 42,2% dan 42,6% dari total nominal simpanan nasabah. Sisanya, sekitar 15% disimpan di bank asing, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan bank campuran.
Sebagai regulator, LPS memberikan penjaminan terhadap simpanan nasabah di bank dengan nominal simpanan maksimal Rp 2 miliar per rekening. Dari total 520,8 juta rekening yang terdaftar saat ini, 99,9% di antaranya sudah mendapat penjaminan penuh dari LPS, sedangkan sisanya mendapat penjaminan sebagian hanya sampai Rp 2 miliar.