Bank Indonesia memperkirakan peredaran uang kertas edisi lama tahun 2016 akan hilang sepenuhnya dari peredaran pada awal 2026. Uang yang beredar tersebut akan digantikan sepenuhnya dengan edisi baru tahun 2022 yang diklaim lebih aman karena sulit dipalsukan.
Uang rupiah lama memiliki masa edar dua tahun setelah emisi baru Uang emisi tersebut akan rusak dan dimusnahkan BI.
"Uang rupiah kertas yang edisi 2016 sudah dikeluarkan semua pada akhir tahun lalu, ditambah dua tahun masa edar berarti awal 2026 mudah-mudahan sudah 100% beredar rupiah tahun emisi 2022," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim kepada wartawan di Istora Senayan, Jumat, (18/8)
Ia menyebut, uang edisi baru ini memiliki masa edar lebih lama yakni tiga tahun. Meski demikian, bukan berarti BI akan kembali mengganti emisi yang baru karena bank sentral biasanya baru akan melakukan evaluasi lagi setiap enam tahun sekali.
Adapun uang edisi baru atau tahun emisi 2022 sudah diluncurkan sejak setahun terakhir. Tujuh pecahan dengan desain baru itu resmi diperkenalkan pada HUT RI ke-77 tahun lalu.
Marlison enggan membeberkan berapa banyak edisi baru itu yang sudah dikeluarkan BI. Namun ia memperkirakan uang cetakan baru itu sudah banyak dipakai masyarakat, perkiraannya sekitar seperempat dari total uang beredar saat ini.
Adapun uang edisi baru itu terdiri atas pecahan uang rupiah kertas Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Desain tampilan uang baru ini berbeda dari uang lama 2016 dan dari sisi ukuran terlihat lebih kecil.
Marlison menyebut keunggulan dari cetakan baru ini adalah keamanannya tingkat tinggi. Menurutnyam uang ini sulit dipalsukan karena dilengkapi teknologi canggih. Dari sisi bahan dan tinta yang dipakai untuk mencetak uang itu disebut berasal dari bahan khusus.
"Di dalamnya ada sebuah teknologi tersembunyi yang kalau uang itu di-fotocopy tidak akan keluar warnanya, yang keluar pasti warna hitam, coba aja," kata Marlison.