Suara Sri Mulyani Hilang saat Rapat di DPR: Saya Kena ISPA

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kedua kanan) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa (kanan), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023). Sri Mulyani mengaku terkena ISPA sehingga tidak dapat menyampaikan presentasi saat rapat kerja dengan DPR.
Penulis: Agustiyanti
31/8/2023, 15.23 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA. Ia meminta izin untuk tidak menyampaikan presentasi  saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR dan mewakilkan kepada Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara 

"Suara saya hilang, jadi mohon izin Pak Wamen saja yang menjelaskan " katanya dalam Rapat Kerja di Gedung DPR, Jakarta (31/8).

Rapat kerja dari sisi pemerintah kemudian dipimpin oleh Suhasil Nazara. Dalam rapat tersebut, ia menjelaskan pokok-pokok rancangan asumsi dasar ekonomi makro 2024.

Sri Mulyani pun sempat diminta untuk memberikan tanggapan oleh Ketua DPR RI Kahar Muzakir di tengah rapat. Namun, ia kembali menjelaskan dengan suara serak bahwa dirinya masih tidak dapat banyak berbicara.

"Suara saya belum jelas Pak, tadi ingin bicara tapi belum bisa Pak. Yes, ISPA," ujarnya.

Kementerian Kesehatans sebelumnya mencatat, kualitas udara di Jakarta yang memburuk menyebabkan sekitar 200 ribu orang Jakarta mengalami infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pasien yang mengalami sakit pernafasan tersebut meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan sebelum pandemi.

 "Di Jakarta sebelum Pandemi Covid-19, sekitar 50 ribu orang yang mengalami penyakit pernafasan, sekarang naik hingga 200 ribu-an kasus, itu ada akibatnya dari polusi udara ini," kata dia saat ditemui usai pertemuan menkeu dan menkes ASEAN di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (24/8).

Budi mengatakan, pihaknya tak dapat berbuat banyak dalam mengurangi emisi yang menyebabkan masalah kesehatan. Kementerian Kesehatan hanya dapat merespons dampak yang ditimbulkan oleh polusi udara. Ia pun meminta semua pihak yang memiliki andil menghasilkan emisi, seperti sektor energi dan transportasi mencari jalan untuk mengurangi emisi karbon. 

Kualitas udara di Jakarta menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia pada Kamis (31/8) pagi. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, ideks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 185.

Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini , yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 121,9 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi tersebut 24,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Reporter: Zahwa Madjid