The Fed Tahan Suku Bunga, Kebijakan Moneter Tetap Ketat hingga 2026

ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz/wsj
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell speaks during a news conference following a two-day meeting of the Federal Open Market Committee (FOMC) in Washington, U.S., July 27, 2022.
21/9/2023, 06.11 WIB

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,5%. Namun, lembaga tersebut memperketat sikap kebijakan moneter agresif (hawkish) yang semakin diyakini oleh para pejabatnya dapat berhasil menurunkan inflasi tanpa merusak perekonomian AS atau menurunkan lapangan pekerjaan.

Proyeksi triwulanan terbaru lembaga tersebut menyatakan suku bunga acuan The Fed berpotensi dinaikkan sekali lagi pada tahun ini ke kisaran puncak 5,50%-5,75%. Suku bunga tetap diperketat secara signifikan hingga tahun 2024 dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Pejabat Fed juga membuat sketsa jalur kebijakan yang lebih ketat dalam upaya melawan inflasi yang diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2026.

"Masyarakat membenci inflasi," kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan Bank Sentral AS, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/9).

Namun, Powell mengatakan perekonomian yang solid dengan pertumbuhan lapangan kerja yang masih kuat akan memungkinkan bank sentral untuk mempertahankan tekanan tambahan terhadap kondisi keuangan hingga tahun 2025. Menurut dia, hal itu memiliki dampak yang jauh lebih kecil terhadap perekonomian dan pasar tenaga kerja dibandingkan dengan perang inflasi AS sebelumnya. 

"Memang benar, kebijakan moneter diperkirakan akan tetap sedikit ketat hingga tahun 2026, sementara perekonomian terus tumbuh pada tingkat tren yang diperkirakan sekitar 1,8%," ujarnya.

Dia mengatakan, The Fed akan tetap mengantisipasi penurunan suku bunga dalam jumlah kecil meskipun inflasi menurun pada akhir 2024 dan tahun berikutnya. 

“Kami benar-benar ingin melihat bukti yang meyakinkan, bahwa kami telah mencapai tingkat suku bunga yang tepat untuk mengembalikan inflasi ke target 2% , sebuah penilaian yang belum dibuat oleh para pembuat kebijakan,” kata Powell kepada wartawan.

Imbal hasil obligasi melonjak setelah  pernyataan kebijakan terbaru The Fed, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun berada pada level tertinggi dalam 17 tahun mendekati 5,2%. Di sisi lain, indeks saham utama AS melemah.