Nilai tukar rupiah kembali melemah 0,34% ke level 15.633 per dolar AS pada awal perdagangan hari ini, Rabu (4/10). Analis memperkirakan rupiah akan bergerak melemah sepanjang hari ini imbas rilis data ketenagakerjaan Amerika yang lebih kuat dari perkiraan.
"Rupiah akan bergerak dalam rentang 15.550-15.650 per dolar AS pada perdagangan hari ini," ujar pengamat pasar uang Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Rabu (4/10).
Melansir Reuters, pembukaan lapangan kerja di AS secara tak terduga meningkat pada Agustus seiring lonjakan permintaan pekerja di sektor profesional dan jasa bisnis. Hal ini menunjukkan masih ketatnya pasar tenaga kerja yang dapat memaksa The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga bulan depan.
Lonjakan yang dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, atau laporan JOLTS, pada hari Selasa (3/10) mencatatkan kenaikan setelah penurunan lowongan pekerjaan selama tiga bulan berturut-turut.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra memperkirakan, dolar AS masih akan menguat siring tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih bergerak naik. Kenaikan imbal hasil AS mengindikasikan ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi AS yang dapat mendorong penguatan dolar dan berdampak pada pelemahan rupiah.
Ia juga melihat pergerakan rupiah akan dipengaruhi jumlah lowongan pekerjaan AS bulan Agustus yang dirilis tadi malam. Data terbaru itu menunjukkan jumlah lowongan kerja naik 9,6 juta, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 8,9 juta.
“Ini menandakan kondisi ketenagakerjaan AS masih solid yang masih bisa mendukung kebijakan suku bunga tinggi untuk meredam inflasi di AS,” kata Ariston dalam risetnya. Rupiah pun diprediksikan melemah ke kisaran 15,630-15,650 dengan potensi /' di kisaran 15,550.