Ekonomi Global Lesu, Sri Mulyani Lobi IMF Beri Dukungan Untuk ASEAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) untuk memberi dukungan kepada ASEAN di tengah situasi ekonomi global yang penuh tantangan.
Hal itu disampaikan oleh Sri Mulyani saat menghadiri IMF-World Bank Annual Meetings 2023 yang digelar di Marrakech, Maroko pada Rabu (11/10).
Salah satu topik yang dibahas dalam forum internasional tersebut adalah strategi bagi wilayah ASEAN dalam menghadapi kondisi global yang penuh dengan tantangan.
Sri Mulyani menjelaskan ASEAN adalah wilayah yang sangat beragam. Setiap anggota memiliki keberagaman dan karakter unik masing-masing. Utamanya dalam menghadapi tantangan global saat ini, setiap negara memiliki treatment yang berbeda.
"Saya berharap IMF dapat melihat lebih dalam dari masing-masing negara anggota ASEAN untuk dapat memberikan dukungan terbaik bagi kami dalam mengatasi situasi global saat ini," ujar Sri Mulyani dalam unggahan Instagram nya @smindrawati dikutip Kamis (12/10).
Ia juga menyampaikan apa saja yang telah Indonesia lakukan selaku pemangku Keketuaan ASEAN tahun ini. Mulai dari membahas isu ekonomi digital, ekonomi hijau yang berkelanjutan, keamanan pangan, arsitektur kesehatan, pembangunan berkelanjutan. Termasuk di dalamnya peluncuran Taksonomi ASEAN versi dua untuk mendukung pembiayaan hijau.
“Tantangan dunia akan terus bergulir, tugas IMF untuk mengelola situasi keuangan global juga semakin kompleks. Namun saya optimis, IMF mampu terus memberikan dukungan terbaik bagi anggotanya,” kata Sri Mulyani.
Pada rangkaian pertemuan tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun mendorong penggunaan bauran kebijakan bank sentral yang tidak bertumpu pada satu instrumen kebijakan saja namun mengkombinasikan berbagai kebijakan.
Seperti kebijakan suku bunga, kebijakan makroprudensial dan kebijakan stabilitas nilai tukar, serta menjelaskan strategi Indonesia dalam menghadapi tekanan inflasi yang berasal dari sisi supply maupun dari sisi demand dengan koordinasi kuat antara otoritas moneter dan fiskal.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya upaya untuk mengatasi kondisi global yang terfragmentasi dengan berbagai upaya artificial intelligence membuka kesempatan investasi.
Hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, dan terus mendorong pengembangan UMKM dengan mengembangkan cross border payment (CBP) untuk meningkatkan keterhubungan UMKM dengan pasar yang lebih luas.