Jokowi Ingatkan Kepala Daerah: Dunia sedang Tidak Baik-baik Saja

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada penjabat kepala daerah se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, senin (30/10/2023).
Penulis: Lavinda
30/10/2023, 18.19 WIB

Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh kepala daerah di Indonesia bahwa situasi ekonomi global sedang tidak mudah dan sulit diprediksi. Maka itu, dia mengimbau kepala daerah untuk menjaga perekonomian daerah, salah satunya dengan mengintervensi inflasi jika memiliki kemampuan ekonomi di wilayahnya.

Hal itu disampaikan Kepala Negara dalam pengarahan kepada para pejabat kepala daerah se-Indonesia 2023 di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/10). Acara juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

"Kita tahu semua bahwa dunia sekarang ini tidak sedang baik-baik saja, saya sering mengatakan dunia sekarang semakin tidak jelas, ketidakpastian ekonomi global sulit dihitung," kata Jokowi. 

Dia menjelaskan salah satu indikator ketidakpastian ekonomi global ialah kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan modal asing keluar dari pasar negara berkembang.

Selain itu, terjadi perubahan iklim yang signifikan, seperti kekeringan di tujuh provinsi dan beberapa negara yang akhirnya menurunkan produksi beras.

"Sekarang tidak semudah dulu mencari beras, impor tidak semudah dulu. 22 negara sudah setop dan mengurangi ekspornya karena mereka sendiri juga ingin menyelamatkan rakyatnya. Situasi seperti ini, Bapak-Ibu semuanya harus mengerti," kata Jokowi.

Jokowi bercerita bahwa India tak berani melepas beras ke luar negeri karena untuk menjaga cadangan pangan di negaranya. Begitu juga Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Ketiga negara itu biasanya membujuk Indonesia untuk impor sebanyak-banyaknya, tetapi sekarang memberi pasokan beras dengan jumlah terbata. 

Tak hanya ekonomi AS dan perubahan iklim, dunia juga dihadapkan pada ketegangan geopolitik akibat konflik antara Rusia dan Ukraina, serta Israel dan Hamar.

"Waktu saya bertemu Presiden Ukraina Zelenskyy, saya bicara dua setengah jam. Beliau menyampaikan stok gandum di Ukraina 77 juta ton berhenti," kata Jokowi. 

Tak hanya di Ukraina, pasokan gandum 130 juta ton di Rusia juga berhenti. Artinya dua negara ini menghentikan produksi 207 juta ton pangan.

"Akhirnya apa? Harga gandum naik tinggi sekali, akhirnya banyak negara yang tidak bisa menjangkau harganya menjadi kelaparan, termasuk di Eropa hati-hati, terjadi," ujar Jokowi. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menjelaskan kondisi yang terjadi di jalur Gaza. Menurut dia, jika perang Israel dan Hamar meluas, melibatkan Hizbullah di Lebanon, Syria, Houthi, dan Iran, maka yang terjadi adalah kenaikan harga minyak.

"Situasi seperti ini yang bapak ibu harus tahu dan mengerti, sehingga dalam bekerja itu mengerti harus ke mana. Kalau harga BBM naik artinya apa, inflasi akan naik. Inflasi naik artinya harga barang-barang dan jasa juga akan naik. Larinya kesitu," ujar Jokowi.

Di Indonesia, harga beras sudah naik hingga 19,8% sepanjang tahun ini. Maka itu, pemerintah daerah yang memiliki kemampuan perlu segera intervensi agar inflasi tidak semakin naik.

Dia juga mengimbau kepala daerah untuk selalu memantau pasokan dan pergerakan harga pangan di pasar tradisional. Jangan hanya terjebak rutinitas dan administrasi sehari-hari.