Para pejabat bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, masih tidak yakin suku bunga saat ini sudah cukup tinggi untuk melawan inflasi. Peluang kenaikan bunga acuan semakin terbuka.
Gubernur Jerome Powell menyebut The Fed hanya mendapat sedikit bantuan untuk mengendalikan kenaikan harga. Karena itu, bank sentral tetap pada sikap kebijakan moneter yang ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2%.
“Jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, kami tidak akan ragu untuk melakukannya" kata Powell pada acara Dana Moneter Internasional (IMF), dikutip dari Reuters, Jumat (10/11).
The Fed sebelumnya mempertahankan tingkat suku bunga pada kisaran 5,25% hingga 5,5%. Kebijakan ini mempertimbangkan risiko inflasi masih terlalu tinggi di tengah kuatnya pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peningkatan suku bunga dapat memperlambat dan membuat perekonomian tidak stabil.
Anggota Dewan Gubernur The Fed Lisa Cook sebelumnya mengatakan kondisi geopolitik memperburuk pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Cina. Hal ini juga dapat berdampak pada AS saat ini dan di masa mendatang.
Menurut Cook, kondisi peperangan yang terjadi antara beberapa negara dapat mengganggu stabilitas pasar komoditas. Akses terhadap kredit di tengah kondisi suku bunga yang relatif tinggi saat ini juga akan berdampak.
“Kejutan apapun dapat mengganggu stabilitas pasar komoditas dan stabilitas sistem kredit. Kami mengawasi dan menunggu. Kami waspada,” kata Cook..