Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini 0,26% ke level 15.395 per dolar AS. Meski demikian, analis mengatakan potensi pelemahan rupiah hari ini masih ada.
Namun pelemahan diperkirakan akan terbatas, dengan investor cenderung wait and see menantikan data inflasi PCE AS malam ini. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.350-15.450.
“Rupiah diperkirakan akan melemah oleh rebounddolar AS setelah revisi pada data PDB AS yang lebih tinggi, serta pidato pejabat bank sentral AS yang hawkish,” ujar analis pasar mata uang Lukman Leong pada Kamis (30/11).
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini. Ini karena sentimen positif dari pasar soal prospek pemangkasan suku bunga The Fed tahun depan.
Survei dari CME FedWatch Tool menunjukkan kenaikan probabilitas pemangkasan di bulan Januari, Maret dan Mei 2024. Selain itu data indeks harga Personal Consumption Expenditure (PCE) menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya untuk Q3, 2,8% vs 2,9%.
"Ini memperkuat ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan tahun depan meskipun data pertumbuhan PDB Q3 direvisi naik menjadi 5,2% dari sebelumnya 4,9%,” ujar Ariston.
Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat menurun ke area 4,25% dari sebelumnya di kisaran 4,4%. Sementara, indeks dolar AS masih berkutat di kisaran 102.
Ariston memperkirakan potensi penguatan rupiah hari ini ke kisaran 15.350, dengan potensi resisten di kisaran 15.450.
Sejumlah mata uang Asia menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. baht Thailand melemah 0,20%, ringgit Malaysia lemah 0,03%, dan yen Cina melemah 0,11%. Sedangkan yen Jepang menguat 0,14% dan dolar Singapura menguat 0,06%.