Gara - gara Cabai, Bandar Lampung Jadi Kota dengan Inflasi Tertinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, 79 kota di Indonesia mengalami inflasi, 36 kota di antaranya mencatatkan inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional, dan kota dengan inflasi tertinggi yaitu Bandar Lampung sebesar 1,05% pada November 2023.
Inflasi sendiri merupakan laju kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan barang tersebut bersifat meluas dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lain.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mengungkapkan, bahwa komoditas penyumbang inflasi kota Bandar Lampung adalah cabai.
"Cabe merah dengan besaran 0,57%, kemudian cabai rawit dengan andil inflasi 0,20%, bawang merah 0,07%, daging ayam ras 0,05%, tarif angkutan udara 0,03%, telur ayam ras 0,03%," jelas Edy dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/12).
Selain Bandar Lampung, kata Edy, kota dengan inflasi tertinggi lainnya adalah kota Gorontalo sebesar 0,98%, kota Sumenep dan kota Singaraja masing-masing 0,87%.
"Kemudian kota Timika 0,84%, dan kota Banjarmasin 0,81%. Sementara inflasi terendah dialami oleh kota Cirebon sebesar 0,16%," tuturnya.
Sementara itu, 11 kota lain justru mengalami deflasi atau penurunan tingkat harga barang dan jasa. Deflasi terjadi karena berkurangnya jumlah uang yang beredar sehingga daya beli masyarakat ikut turun.
Kota Tual misalnya, mencatatkan deflasi terdalam, yakni 0,51%, disusul oleh kota Waingapu 0,37%, kota Mamuju 0,28%, kota Tanjung Pandan 0,21%, dan kota Singkawang 0,01% pada November 2023.
Secara umum, BPS melaporkan peningkatan inflasi sebesar 0,38% pada November 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks harga konsumen (IKH) naik dari sebelumnya 115,64 menjadi 116,08.
Hingga November 2023 inflasi naik 2,86% dan 2,19% sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd). Penyumbang inflasi tertinggi pada November 2023 adalah makanan minuman dan tembakau masing - masing sebesar 1,23% dan 0,32%.
Kemudian komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil inflasi 0,16%, komoditas cabe rawit 0,08%, bawang merah 0,03%, beras 0,02%, gula pasir 0,01% dan telur ayam ras 0,01%.
"Utamanya disebabkan oleh beberapa komoditas hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah yang ketiganya menyumbang andil inflasi sebesar 0,27%," tuturnya.
Selain itu, terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil cukup signifikan terhadap kenaikan inflasi secara bulanan. Di antaranya tarif angkutan udara dengan andil 0,04%, emas perhiasan 0,03%, dan tarif air minum 0,01%.
"Sementara itu, terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi bensin 0,04%, ikan segar dan daging ayam ras masing-masing menyumbang andil deflasi 0,01%," ujar Edy.