Impor Melonjak, Surplus Neraca Dagang November Menipis jadi US$ 2,41 M
Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan pada November 2023 surplus US$ 400 juta, jeblok dibandingkan bulan sebelumnya yang masih mencapai US$ 3,8 miliar. Surplus neraca perdagangan yang menipis disebabkan meningkatnya impor di tengah ekspor yang menurun.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mencatat ekspor pada November sebesar US$ 22 miliar, turun 0,96% dibandingkan bulan sebelumnya US$ 22,15 miliar. Kinerja ekspor bahkan anjlok 8,56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 24,06 miliar.
Di sisi lain, menurut dia, impor naik cukup kencang pada bulan lalu sebesar 4,89% dibandingkan Oktober mencapai US$ 19,59 miliar. Kinerja impor juga naik 3,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Pada November 2023, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 2,41 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan telah mencatat surplus selama 43 bulan berturut-turut," ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (15/12).
Pudji menjelaskan, penurunan ekspor secara bulanan terutama terjadi pada komoditas migas yang mencapai 6,39% menjadi US$ 1,28 miliar, sedangkan ekspor nonmigas turun 1,28% turun menjadi US$ 20,72 miliar.
"Penurunan ekspor terutama karena penurunan ekspor hasil minyak yang turun 29,95% dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia.
Ia menjelaskan, penurunan ekspor pada sektor nonmigas terutama terjadi pada sektor industri industri pengolahan yang turun 0,43% secara bulanan menjadi US$ 16,07 miliar. Sedangkan industri pertanian, kehutanan, dan perikanan turun sangat tipis menjadi US$ 370 juta.
Di sisi lain, kenaikan impor secara bulanan terjadi pada komoditas migas dan nonmigas masing-masing sebesar 8,79% dan 4,08%. Impor migas pada November tercatat US$ 16,1 miliar, sedangkan impor migas US$ 3,49 miliar.
"Kenaikan impor nonmigas secara bulanan disebabkan kenaikan besi dan baja 16,34%, ampas dan sisa industri makanan naik 31,98%, dan pupuk yang naik 76,58%," kata dia.
Sementara kenaikan impor migas didorong oleh impor minyak mentah yang naik sebesar 9,39%, hasil minyak naik 10,77%, dan gas naik 11,55%.
Adapun berdasarkan penggunaannya, kenaikan impor bulanan terutama terjadi pada impor barang konsumsi yang mencapai US$ 10,53% menjadi US$ 2,01 miliar. Sementara itu, impor barang modal naik 6,98% menjadi US$ 3,66 miliar dan impor bakan baku/penolong naik 3,42% menjadi US$ 13,92 miliar.
Neraca Perdagangan Januari-November Anjlok
BPS mencatat surplus neraca neraca perdagangan pada Januari-November 2023 sebesar US$ 33,63 miliar, anjlok 16,91 miliar dibandingkan periode yang sama tahun ini. Kinerja ekspor dan impor sepanjang tahun ini juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Pudji mencatat, ekspor Januari–November 2023 mencapai US$236,41 miliar atau turun 11,83% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, impor pada periode yang sama turun 6,77% menjadi US$ 202,78 miliar.
Menurut data BPS, neraca perdagangan sektor nonmigas sebenarnya masih mencatatkan surplus US$ 51,64 miliar, tetapi terjadi defisit sebesar US$ 18,01 miliar di sektor migas.