Rupiah Menguat Jadi Rp 15.552/US$ Jelang Rilis Data Inflasi Amerika

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Penulis: Zahwa Madjid
11/1/2024, 09.34 WIB

Nilai tukar rupiah menguat 0,11% ke level 15.552 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis (11/1). Mata uang Garuda diperkirakan melemah karena investor  masih menunggu dan melihat alias wait and see data inflasi AS.

Sejumlah mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, baht Thailand menguat 0,06%, yen Cina 0,10%, rupee India 0,09%, peso Filipina 0,23%, dolar Singapura 0,11%, dolar Hong Kong 0,03%, dan yuan Jepang 0,21%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra menilai pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih akan berkonsolidasi. Sebab, investor menunggu data penting inflasi konsumen Amerika yang dirilis Kamis malam (11/1).

Investor berekspektasi data Inflasi tahunan alias year on year (yoy) Amerika pada Desember naik 3,2% atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,1%.

“Bila hasilnya demikian, tentunya bukan kabar baik bagi pendukung pemangkasan suku bunga acuan AS. Ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (11/1).

Disisi lain, membaiknya sentimen pasar di saham dengan bursa Wall Street ditutup menguat semalam, bisa menahan penguatan dolar AS. “Pasar bisa melepas dolar AS dan masuk ke indeks saham di pasar Asia hari ini,” ujar Ariston.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid