Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat pada tiga bulan ke depan atau pada April 2024. Hal ini tercermin pada saldo bersih tertimbang (SBT) pada tiga bulan mendatang akan berada di level 29,3% atau lebih tinggi dibandingkan periode maret 2024 yakni 22,1%.
Perkiraan tersebut berdasarkan survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Januari 2024 dari Bank Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, peningkatan pembiayaan korporasi akan terjadi pada sejumlah lapangan usaha (LU) mulai dari LU pertanian, LU konstruksi, dan LU industri.
“Pertumbuhan pembiayaan korporasi terutama untuk mendukung aktivitas operasional sebesar 85,0% dan investasi 20,0%,” tulis survei BI dikutip Selasa (27/2).
Responden menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan dana selama tiga bulan mendatang mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri sebesar 70,7%. Meski nilai ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 76,3%.
Diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik 17,9%, pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri sebesar 12,9%. Kemudian pembiayaan yang berasal dari pinjaman atau utang dari perusahaan induk sebesar 10,7%.
Pembiayaan Korporasi Naik Terbatas pada Awal 2024
Sementara pada Januari 2024, kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi tumbuh terbatas. Hal ini tercermin dari SBT pembiayaan korporasi sebesar 6,5%, lebih rendah dibandingkan SBT 18,4% pada Desember 2023.
Pertumbuhan pembiayaan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada lapangan usaha (LU) Pertambangan. Sementara perlambatan terjadi pada LU Perdagangan dan penurunan pada LU Penyedia Makan serta Minuman.
Adapun kebutuhan pembiayaan korporasi digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban jatuh tempo. Sementara sumber pembiayaan korporasi, terbesar dari dana sendiri (59,2%), pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (17,3%) dan pembiayaan dari perbankan dalam negeri (7,1%).
"Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama masih dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan memperoleh dana (76,5%) serta biaya (suku bunga) yang lebih murah (17,3%)," tulis BI.
Penyaluran Kredit Baru pada Triwulan I 2024
Sementara secara keseluruhan triwulan I 2024, penyaluran kredit baru perbankan diperkirakan tetap tumbuh meski melambat dibandingkan triwulan IV 2023 sesuai pola historisnya.
Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru triwulan I 2024 bernilai positif (23,4%), melambat dibandingkan Desember 2023 sebesar 94,04%.
"Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit bearu terindikasi pada seluruh kategori bank terutama bank umum," dalam survei tersebut.
Di sisi lain, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I 2024 akan sedikit lebih ketat. Hal ini terindikasi dari SBT perubahan kebijakan penyaluran kredit triwulan I 2024 yang tercatat positif sebesar 0,2%.
Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran yang lebih ketat diperkirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi yang diperkirakan tetap longgar.
Metode Survei Bank Indonesia
Seperti diketahui, Bank Indonesia melakukan Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan secara bulanan sejak Agustus 2020. Survei dilakukan untu mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat dampak pandemi Covid-19.
Tujuan survei ini untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan pembiayaan (sisi permintaan) maupun penyalurannya (sisi penawaran). Survei dilakukan kepada korporasi dan rumah tangga dari sisi permintaan dan perbankan dari sisi penawaran dengan cakupan nasional.
Pengolahan data menggunakan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT), yakni jawaban responden dikalikan dengan bobot kreditnya (total 100%), selanjutnya dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun.