Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar buka suara terkait kabar bahwa dirinya masuk dalam bursa calon menteri keuangan di pemerintahan Prabowo Subianto.
Menanggapi kabar tersebut, Mahendra hanya tersenyum tipis kepada para wartawan. Mahendra mengaku masih ingin fokus mengurus OJK.
"Itu sih tidak [ada komunikasi terkait posisi Menkeu]. Saya fokusnya di OJK aja lah," kata Mahendra di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (22/3).
Ketika ditanya keinginannya untuk menjadi menteri keuangan, Mahendra semakin menegaskan bahwa dirinya ingin tetap fokus mengurus OJK.
“Mau ngurus OJK? Ya mau dong,” ujar Mahendra.
Airlangga Belum Bahas Kabinet Baru
Setelah kemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, pembentukan kabinet baru telah dinanti-nanti banyak pihak, terutama dari partai pendukung. Begitu juga partai Golkar yang berkontribusi besar terhadap pemenangan Prabowo-Gibran.
Airlangga Hartarto yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar ini menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum membahas mengenai kriteria menteri keuangan maupun struktur kabinet pada pemerintahan Prabowo.
“Belum [bahas], juga belum [bahas kriteria menkeu baru],” ujar Airlangga yang juga Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini
Prabowo Dikabarkan Tengah Pertimbangkan 4 Nama Menkeu
Pada Rabu lalu (28/2) Bloomberg menyebut Prabowo sedang mempertimbangkan empat nama kandidat Menkeu. Mereka adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan Direktur Utama Bank BNI Royke Tumilaar.
Berdasarkan sumber Bloomberg, mereka dinilai cocok untuk menggantikan posisi Sri Mulyani sebagai Menkeu karena memiliki keahlian dalam bidang keuangan serta terbukti efektif dalam hal kepemimpinan.
Sumber tersebut juga mengatakan, Prabowo tidak ingin melakukan tawar-menawar politik untuk posisi Menkeu. Sebab, Menkeu merupakan jabatan yang krusial dan membutuhkan ketelitian dalam mengelola anggaran negara.
Selain itu, posisi menteri keuangan menjadi sangat penting di tengah risiko geopolitik dan gangguan rantai pasokan yang timbul dari persaingan Amerika Serikat dengan Cina.
"Siapa pun yang terpilih harus dapat menjaga disiplin fiskal, menstabilkan rupiah, meyakinkan investor, dan mengamankan pendanaan untuk rencana belanja besar-besaran Prabowo," tulis Bloomberg.