Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, tingkat inflasi nasional mencapai 0,25% secara bulanan (mtm) pada April 2024, yang juga bertepatan dengan momen idulfitri. Inflasi ini salah satunya dipicu oleh kenaikan pengeluaran transportasi seiring dengan ramainya mudik lebaran.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, tingkat inflasi kelompok pengeluaran transportasi mencapai 0,93% secara bulanan dan memberikan andil terbesar terhadap tingkat inflasi bulanan April 2024, yakni sebesar 0,12%.
“Penyumbang utama inflasi dari kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06%, tarif angkutan antarkota dengan andil inflasi 0,03%, serta tarif kereta api dengan andil inflasi sebesar 0,01%,” kata Amalia dikutip dari Antara, Kamis (2/5).
Ia menyampaikan inflasi bulanan pada April 2024 mencapai 0,25% berdasarkan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,40 pada April 2024.
Komoditas lain yang juga memberikan andil terhadap inflasi bulanan adalah daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, bawang putih, tomat, ikan segar, jagung manis, jeruk, daun bawang, gula pasir, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas beras, telur ayam ras, cabai merah, dan cabai rawit menyumbangkan deflasi bulanan. Secara keseluruhan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,03% mtm.
Sementara itu, berdasarkan komponen, Amalia menyatakan bahwa inflasi bulanan pada April 2024 didorong oleh inflasi komponen inti dan komponen yang diatur oleh pemerintah. “Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,29% mtm dan memberikan andil inflasi sebesar 0,18 persen,” ujarnya.
Emas dan Minyak Goreng Sumbang Inflasi RI
Ia menyebutkan bahwa komoditas utama yang menyumbangkan inflasi pada kelompok komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir.
Sedangkan komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,62% mtm dengan andil inflasi sebesar 0,12% akibat inflasi pada tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, tarif kereta api, dan SKM.
Amalia mengatakan, kondisi yang berbeda ditunjukkan oleh komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi sebesar 0,31 mtm dengan andil deflasi sebesar 0,05%.
“Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen harga bergejolak adalah cabai merah, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit,” ucapnya.
BPS mencatat inflasi nasional melandai menjadi 0,25% secara bulanan pada April 2024. Laju inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan posisi Maret 2024 mencapai 0,52%.
Sementara tingkat inflasi tahunan mencapai 3% pada April 2024. Laju inflasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,05%.