BPS: Masyarakat Sudah Tidak Anggap Tabu Tindakan Korupsi

Katadata
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti
15/7/2024, 18.40 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2024 sebesar 3,85 dari skala 0 sampai 5. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian 2023 sebesar 3,92.

Angka ini menunjukan masyarakat semakin terbuka atau memperbolehkan korupai dan sudah tidak anggap tabu tindakan korupsi. "Penurunan IPAK merupakan indikasi bahwa masyarakat lebih permisif terhadap perilaku korupsi," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7).

Amalia menjelaskan capaian skor IPAK tersebut bahkan meleset dari target 2024 yakni 4,14 poin. IPAK yang semakin yang semakin mendekati angka nol menunjukkan masyarakat berperilaku semakin permisif terhadap korupsi.

IPAK disusun berdasarkan dua dimensi yaitu persepsi dan pengalaman. Nilai indeks persepsi 2024 sebesar 3,76 menurun sebesar 0,06 poin dibandingkan 2023.

Berikutnya, indeks pengalaman pada 2024 mencapai 3,89. Angka tersebut menurun sebesar 0,07 poin dibanding indeks pengalaman pada 2023 yang sebesar 3,96. "IPAK masyarakat perkotaan 2024 lebih tinggi sebesar 3,86 dibanding masyarakat pedesaan 3,83," kata Amalia.

Makin Tinggi Pendidikan, Makin Antikorupsi

Amalia menambahkan, semakin tinggi pendidikan, masyarakat cenderung semakin antikorupsi. Pada 2024, IPAK masyarakat berpendidikan di bawah SLTA mencapai 3,81, SLTA sebesar 3,87, dan di atas SLTA sebesar 3,97.

Dalam laporannya, BPS mencatat akar perilaku korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-nilai antikorupsi yang kuat ditanamkan dalam diri. BPS berharap, melalui pembiasaan dan pengembangan nilai-nilai antikorupsi sejak dini para individu memiliki kendali diri terhadap pengaruh buruk lingkungan.

Hal tersebut akan menghindarkan diri dari praktik-praktik korupsi. Terdapat sembilan nilai antikorupsi yang dirumuskan oleh KPK yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, peduli, kerja keras, mandiri, dan sederhana.

Reporter: Rahayu Subekti